EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat 0,89 persen menjadi 7.005. Penguatan indeks bursa global, euforia listing saham-saham baru, berita aksi korporasi emiten, dan rebound beberapa saham berkapitalisasi besar menjadi faktor-faktor penguatan indeks. 

Secara teknikal, indeks telah menembus MA20, dan indikator MACD terindikasi membentuk golden cross. Sehingga diperkirakan indeks berpotensi melanjutkan penguatan pada level 7050-7080, jika bertahan di atas level 7.000.

Pasar Inggris akan merilis PDB Mei 2025 diperkirakan tumbuh 0,1 persen MoM dari April 2025 minus 0,3 persen. Sedang Tiongkok akan merilis data ekspor Juni 2025 ditaksir tumbuh 5,5 persen YoY dari Mei 2025 hanya 4,8 persen, dan data impor Juni 2025 diramal naik 2,5 persen YoY dari Mei 2025 turun 3,4 persen YoY.

Di sisi lain, harga tembaga menguat mendekati level tertinggi sepanjang masa kemarin. Itu setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengonfirmasi tarif impor tembaga 50 persen akan efektif berlaku pada 1 Agustus 2025. Itu disinyalir akibat stok tembaga di LME menyusut.

Pasalnya, para pedagang telah memindahkan tembaga ke AS sejak ancaman tarif terhadap logam dasar dimulai Februari 2025. Meski demikian, kenaikan harga tembaga itu, belum diikuti kenaikan signifikan pada  harga saham produsen tembaga domestik. 

Merujuk data dan fakta itu, Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Bank BRI (BBRI), Bank BNI (BBNI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Syariah Indonesia alias BSI (BRIS), dan Alamtri Ressources (ADRO). (*)