EmitenNews.com - Saratoga Investama Sedaya (SRTG) tidak memiliki sehelai saham Famon Awal Bros Sedaya atau Primaya Hospital (PRAY). Itu setelah emiten besutan Sandiaga Uno, dan Edwin Soeryadjaya melego 425.440.660 helai alias 425,44 juta eksemplar.


Aksi pelepasan telah dilakukan pada Senin, 27 Februari 2023. Aksi penjualan saham Primaya Hospital dilakukan melalui UBS Securities Asia Limited (XL). Aksi tersebut untuk untuk merealisasikan keuntungan alias gain dari investasi yang dilakukan Saratoga pada perseroan.


Namun, sayangnya, berdasar informasi Saratoga kepada manajemen Primaya Hospital, siapa pemborong saham perseroan tidak diungkap secara rinci. "Jadi, saat ini Saratoga tidak lagi memiliki saham Primaya Hospital,” tulis Leona Agustine Karnali, Direktur Primaya Hospital. 


Selain Saratoga, saat bersamaan Zico Trust Ltd melepas 128.147.700 unit alias 128,14 juta eksemplar. Zico Trust mengempit saham Priyama Hospital sejak initial public offering (IPO) pada 8 November 2023. Mengacu harga IPO Primaya Hospital, transaksi saham setara 0,92 persen itu bernilai sekitar Rp115,33 miliar.


Pergerakan koleksi saham Zico Trust stagnan sejak 30 November 2022, 30 Desember 2022, dan 31 Januari 2023 di kisaran 128,14 juta lembar alias 0,92 persen. Lalu, pada 28 Februari 2023, koleksi Zico Trust menjadi nihil. ”Zico tidak lagi memiliki saham perseroan,” ucap Leona. 


Selanjutnya, Awal Bros Citra Batam melepas 650.067.824 helai alias 650,06 juta saham Primaya Hospital senilai mengantongi dana taktis Rp620,16 miliar. Itu didapat dari pelepasan pada harga pelaksanaan Rp954 per lembar. Efeknya, tabungan saham Awal Bros Citra susut menjadi 2,42 miliar lembar setara dengan 17,34 persen. Terpangkas 4,66 persen dari periode sebelum transaksi dengan donasi tidak kurang 3,07 miliar eksemplar alias setara 22 persen.


Langkah itu, diikuti Sehat Abadi Cemerlang melego 1.986.200.000 helai alias 1,98 miliar eksemplar. Penjualan dilakukan pada 27 Februari 2023 pada harga Rp954 per lembar. Dengan transaksi itu, Sehat Abadi mengoleksi dana segar Rp1,89 triliun. Oleh karena itu, tabulasi saham Sehat Abadi menjadi nihil. Terpangkas dari sebelum transaksi dengan donasi 1,98 miliar eksemplar alias setara dengan timbunan saham tidak kurang dengan porsi kepemilikan sekitar 14,23 persen. 


Yos Effendi Susanto menguntit dibelakang Sehat Adadi. Komisaris perseroan itu, setidaknya melepas 259.204.000 helai alias 259,20 juta lembar pada 27 Februari 2023 dengan harga Rp954 senilai Rp247,28 miliar. Sebelumnya, tepat 20 Februari 2023, Famon Obor Maju mendivestasi 658.884.733 helai atau 658,88 juta lembar pada harga Rp905 sejumlah Rp596,29 miliar.


So, transaksi perpindahan saham Primaya Hospital pada 27 Februari 2023 tercatat sekitar 3.449.060.184 helai atau 3,44 miliar lembar sekitar Rp3,3 triliun. Nah, 3,09 miliar helai dari 3,44 miliar eksemplar diboyong Archipelago Investment Pte Ltd. 


Aksi pembelian Archipelago terjadi pada harga Rp954 per eksemplar. Dengan pelaksanaan transaksi tersebut, Archipelago dipaksa merogoh dana taktis sejumlah Rp2,95 triliun. ”Transaksi untuk kepentingan dan atas nama pemerintah Singapura dengan status kepemilikan saham secara langsung,” tulis Wong Weihan, Director Archipelago Investment Pte Ltd.


Peningkatan kepemilikan Archipelago itu, dilatari oleh potensi pasar luar biasa Indonesia, dan lonjakan permintaan akan layanan kesehatan berkualitas. Archipelago melihat industri ramai sakit di Indonesia sangat menarik sebagai salah satu portofolio investasi. Archipelago mengoleksi saham perseroan untuk kepentingan Pemerintah Singapura, sebagai pemilik manfaat dari saham-saham tersebut. 


”Tujuan transaksi Archipelago untuk mendapat keuntungan alias gain. Dan, peningkatan investasi Archipelago tidak berakibat pada perubahan pengendalian, dan penerima manfaat atau ultimate beneficial owner dalam perseroan,” tegas Leona.


Menyusul pelaksanaan transaksi itu, tabungan saham Archipelago menjadi 3,78 miliar lembar setara 27,15 persen. Bertambah 22,15 persen dari sebelum transaksi dengan donasi tidak kurang dari 697 juta lembar alias 4,99 persen. Lalu, Famon Obor Maju 6,48 miliar lembar atau 46,47 persen, Awal Bros Citra Batam 2,42 miliar helai setara 17,34 persen, dan publik 1,26 miliar lembar alias 9,04 persen.


Aksi Archipelago itu, menguak tabir transaksi jumbo saham Primaya Hospital pada 27 Februari 2023 senilai Rp3,3 triliun. Nilai tersebut 28,6 persen dari total nilai transaksi pada penutupan perdagangan Senin, 27 Februari 2023 mencapai Rp11,5 triliun. Kala itu, saham Primaya Hospital ditransaksikan di pasar negosiasi 34,8 juta lot senilai Rp3,32 triliun. Transaksi dibantu Mandiri Sekuritas (CC) dan Stockbit Sekuritas Digital (AK) sebagai pembeli, sedang UBS Securities (XL), Indopremier Sekuritas (PD), dan Verdhana Sekuritas (BB) sebagai pihak penjual. Harga rata-rata jual dan beli pada level Rp954-955 per lembar. (*)