EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street ditutup melemah. Itu seiring sikap hati-hati investor menjelang rilis data inflasi meski ada perkembangan positif mengenai kebijakan tarif impor. Inflasi tingkat konsumen (CPI) rilis Selasa, dan produsen (PPI) Kamis waktu Amerika Serikat (AS) akan sangat menentukan prospek dari suku bunga acuan pada pertemuan September 2025. 

Inflasi lebih tinggi akan menghambat laju kenaikan indeks. Menurut konsensus, inflasi tingkat konsumen (CPI) Juli 2025 diprediksi naik 0,2 persen mom, dan 2,8 persen yoy (Juni 0,3 persen mom/2,7 persen yoy) dengan inflasi inti 0,3 persen mom/3,1 persen yoy (Juni 0,2 persen mom/2,9 persen yoy). 

Sementara itu, inflasi tingkat produsen diprediksi naik 0,2 persen mom/2,5 persen yoy (Juni 0 persen mom/2,3 persen yoy). Koreksi indeks bursa Wall Street seiring sikap hati-hati investor menjelang rilis data inflasi akan menjadi sentimen negatif pasar. 

Sementara itu, aksi beli investor asing terhadap saham perbankan berkapitalisasi besar, dan lonjakan harga beberapa komoditas berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 7.550-7.495 dan resist 7.660-7.720.

Berdasar data dan fakta itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan investor untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Pantai Indah Kapuk (PANI), Bank Jago (ARTO), Bumi Sarpong Damai (BSDE), Telkom (TLKM), Sarana Menara (TOWR), dan Bank BRI (BBRI). (*)