EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kemarin ditutup terkoreksi. Itu seiring sikap hati-hati investor menjelang pidato gubernur The Fed, Jerome Powell. Ya, pentolan The Fed itu, akan berpidato dalam acara simposium ekonomi tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyo. 

Pada acara tersebut Powell diharap memberi sinyal prospek pemangkasan suku bunga acuan supaya bisa menurunkan tensi kekhawatiran terhadap inflasi masih bertahan di level cukup tinggi. Berdasar FedWatch Tool probabilitas pemangkasan suku bunga acuan September 2025, berada di level 74 persen.

Turun cukup signifikan dari posisi awal pekan ini sekitar 93 persen. Sementara itu, berdasar catatan rapat The Fed pada Juli 2025 lalu, pejabat bank sentral khawatir terhadap kondisi pasar tenaga kerja, dan inflasi. Meski demikian, mayoritas anggota setuju terlalu dini untuk memangkas suku bunga acuan.

Pelemahan indeks bursa Wall Street, dan mayoritas harga komoditas diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. Sementara itu, aksi beli investor asing belum surut berpeluang menjadi katalis positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah.

Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 22 Agustus 2025, indeks akan menyusuri kisaran support 7.830-7.770, dan resistance level 7.950-8.015. Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor mngoleksi saham AMRT, INTP, JPFA, CPIN, TLKM, dan MIDI. (*)