Nopri juga menjelaskan strategi yang akan akan dilakukan perusahaan pada tahun ini adalah dengan melakukan replanting (penanaman kembali) pada kebun-kebun yang berusia tua dan tidak produktif untuk tetap menjaga profil usia tanaman yang seimbang. Strategi ini akan mempercepat pertumbuhan di masa depan seraya mempertahankan profitabilitas dan arus kas. 


“Hingga kuartal I-2023, profil usia tanaman kami 45% dalam kondisi prima karena berada di usia 8 sampai 20 tahun. Berikutnya 24% tanaman sawit kami adalah tanaman muda dan profil usia tanaman tua terdapat sebanyak 14%. Kondisi ini adalah hasil dari penanaman kembali yang dilakukan oleh perusahaan sejak tahun 2015 hingga saat ini. Hingga kuartal I-2023, total lahan yang telah dilakukan penanaman kembali seluas 9.586 hektar, termasuk 370 hektar yang dilakukan pada kuartal I-2023,” tambah Ibu Nopri.

 

Strategi lainnya yang juga akan diterapkan untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan inovasi agronomi, teknologi dan transformasi digital menggunakan GIS dan EPMS (Electronic Plantation Mobile Solution). Beberapa inovasi juga akan dijalankan untuk mengurangi dampak cuaca ekstrim akibat perubahan iklim, seperti pengomposan, drip fertigation dan pengelolaan air.

 

“Kami berharap dengan menjalankan strategi keseimbangan usia tanaman melalui program replanting agar dapat meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang dan menjaga pertumbuhan di masa depan. Kami akan terus melanjutkan praktik perkebunan yang berkelanjutan dengan inovasi agronomi, teknologi dan transformasi digital, serta mencapai ambisi ESG kami," pungkas Ibu Nopri.