EmitenNews.com—PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) berencana untuk menambah kegiatan usaha di bidang pusat data maupun CCTV dan sensor pintar (IoT), sehingga dengan adanya tambahan lini bisnis ini, laba bersih perseroan di 2023 bisa mencapai Rp559,37 miliar.

 

Berdasarkan keterbukaan informasi BALI yang dikutip Kamis (5/1), perseroan berencana untuk menambah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) berupa penambahan kegiatan usaha pusat data maupun Closed Circuit Television ( CCTV ) dan IoT.

 

Terkait rencana tersebut, manajemen BALI mengaku bahwa saat ini perseroan telah memiliki sumber daya manusia (SDM) yang dinilai cukup kompeten untuk menjalankan kegiatan usaha yang baru itu.

 

Penambahan kegiatan usaha tersebut dinilai sejalan dengan upaya perseroan dalam mengoptimalkan utilisasi atas jaringan fiber optik, menara telekomunikasi dan pusat data yang telah terbangun. Saat ini pusat data milik BALI berkapasitas berlebih dari yang dapat ditawarkan ke pelanggan.

 

Selain itu, menara telekomunikasi dan jaringan fiber optik terbangun juga bisa menampung lebih banyak CCTV untuk disewakan ke pelanggan. Kebutuhan terhadap IoT yang merupakan penambahan fungsi analitik pada CCTV juga meningkat.

 

"Penambahan kegiatan usaha yang diajukan oleh perseroan adalah pengembangan usaha dalam ruang lingkup yang masih selaras dengan bidang usaha eksisting," tulis manajemen BALI.

 

Rencananya, BALI akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ( RUPS-LB) pada 10 Februari 2023 untuk mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham perseroan terkait rencana penambahan KBLI.

 

Manajemen BALI mengungkapkan, realisasi penambahan kegiatan usaha tersebut akan mendorong peningkatan pendapatan di 2023 sekitar 1-2 persen dibanding proyeksi pendapatan sebelumnya.

 

Sebelum dilakukan penambahan kegiatan usaha, pendapatan BALI di 2023 diperkirakan sebesar Rp1,22 triliun, sedangkan setelah adanya penambahan KBLI bisa menjadi Rp1,42 triliun. Sementara itu, laba bersih tahun ini bisa mencapai Rp559,37 miliar atau lebih tinggi dibanding perkiraan sebelumnya yang senilai Rp435,78 miliar.