EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat. Itu setelah Chairman The Fed Jerome Powell mengindikasikan The Fed berpeluang menurunkan suku bunga pada pertemuan September 2025 mendatang.

Powell mengaku risiko inflasi menipis, dan lonjakan kekhawatiran akan pasar tenaga kerja dapat menyebabkan penyesuaian kebijakan moneter. Kondisi itu, membuka jalan bagi potensi penurunan suku bunga 25 bps pada September 2025.

Selain itu, juga mendorong kenaikan pada harga obligasi, emas, dan memicu pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). U.S. 10-year Bond Yield turun 7.5 bps ke 4,256 persen. Sedang harga emas spot menguat 1,1 persen menjadi USD3,373 per troy oz. 

Pekan ini, fokus perhatian pasar masih tertuju pada keberlanjutan sinyal dovish The Fed seiring rilis beberapa data indikator ekonomi AS. Misalnya, personal income, personal spending, indeks PCE prices, dan estimasi terbaru data product domestic bruto (PDB) edisi kuartal II-2025. 

Wall Street, juga akan menanti laporan keuangan Nvidia, sebagai gambaran terbaru mengenai kinerja AI global. Selain itu, Tiongkok akan rilis data PMI. Sedang Eropa, perhatian akan tertuju pada laporan pertemuan ECB Juli 2025 diharap mengakhiri penurunan suku bunga, setelah selama delapan kali menurunkan suku bunga. 

Sinyal penurunan suku bunga The Fed akan menjadi faktor positif pasar domestik. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak pada kisaran 7.850-7.970. Phintraco Sekuritas menyarankan investor mengoleksi saham NCKL, AUTO, TOBA, MEDC, dan PGAS. (*)