EmitenNews.com -Saham emiten perunggasan, PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM), mencatatkan lonjakan harga yang signifikan pada perdagangan hari ini. Pergerakan fantastis ini didorong oleh sentimen pasar yang kuat menyusul beredarnya rumor terkait rencana investasi jumbo dari Danantara di sektor peternakan nasional.

Harga saham AYAM ditutup menguat di level Rp314 per lembar, melonjak 9,03% dibandingkan penutupan sebelumnya, bahkan sempat menyentuh level tertinggi harian (ATH) di Rp338. Aktivitas perdagangan yang padat menunjukkan minat investor yang tinggi terhadap saham berkapitalisasi pasar kecil tersebut.

Sebulan terakhir saham AYAM menguat 75 persen dari level 177 per lembar pada 20 Oktober ke level 310 pada penutupan perdagangan hari ini Selasa 18 November 2025. Bahkan secara year to date saham AYAM telah menguat lebih dari 119 persen dari level 142 per lembar di awal tahun.

Katalis Investasi Rp20 Triliun Dorong Sentimen Positif

Seperti diketahui bahwa katalis utama di balik reli harga saham AYAM hari ini adalah isu yang beredar kencang di kalangan pelaku pasar mengenai komitmen Danantara untuk mengucurkan dana investasi senilai Rp20 triliun ke sektor peternakan ayam pedaging dan petelur, khususnya rantai pasok ayam untuk MBG. Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pihak Danantara, spekulasi ini cukup untuk memicu aksi beli masif, terutama pada emiten yang bergerak di bisnis peternakan terintegrasi seperti AYAM.

Nanik Sudaryati Deyang, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), meluruskan pemberitaan yang sempat ramai menyebutkan bahwa Danantara akan membangun peternakan sendiri. Jadi, anggaran sebesar Rp20 triliun itu untuk membiayai para peternak, bukan Danantara yang membangun peternakan sendiri,” kata Nanik, Selasa (18/11/2025).

Menurut Nanik, Danantara mengalokasikan pendanaan agar kebutuhan telur dan daging ayam untuk program MBG tersedia dalam jumlah cukup dan stabil. Ia menuturkan bahwa ketahanan pasokan memiliki implikasi langsung terhadap inflasi pangan, sehingga pembiayaan menjadi instrumen antisipatif untuk menahan gejolak harga. 

Menanggapi gejolak pasar ini, Fadhl Muhammad Firdaus, Direktur PT Janu Putra Sejahtera Tbk, menyatakan bahwa Perseroan siap menyambut prospek cerah industri perunggasan. “Kami melihat sentimen positif yang berkembang di pasar ini sebagai bentuk kepercayaan investor terhadap fundamental dan prospek bisnis AYAM. Terkait isu investasi besar di sektor ini, kami optimistis bahwa setiap perkembangan yang berpotensi memajukan industri perunggasan nasional pasti akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi Perseroan”.

Fadhl menambahkan bahwa perseroan merupakan salah satu perusahaan yang mengantongi izin kuota impor grand parent (GP) indukan ayam di Indonesia. Maka dari itu, perseroan sangat optimis bisa memberikan kontribusi untuk ikut mensupport pemenuhan kebutuhan ayam di program MBG. Jadi terkait lonjakan harga saham saat ini, mungkin saja investor melihat PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) punya peluang menjadi salah satu rekanan pemenuhan ayam sesuai target pemerintah.

“Secara operasional, saat ini Manajemen PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM) tengah fokus pada peningkatan efisiensi operasional dan pengembangan pasar untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar Fadhl dalam keterangannya Selasa 18 November 2025.

Pertumbuhan Investor dan Target Kinerja

Lonjakan harga saham AYAM didukung pula oleh pertumbuhan jumlah investor retail yang terus meningkat. Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek, jumlah pemegang saham AYAM per 31 Oktober 2025 tercatat sebanyak 2.261 investor, mengalami peningkatan sebanyak 94 investor dari bulan sebelumnya yang berjumlah 2.167 investor. Hal ini mencerminkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap saham emiten perunggasan tersebut.

Fadhl  menambahkan bahwa seperti yang telah disampaikan dalam laporan tahunan, perseroan memang sangat optimis menatap bisnis yang berkelanjutan di tahun 2025 ini dan tahun-tahun yang akan datang dimana perseroan menargetkan dengan “Menjadi Unggul, Mewujudkan Pertumbuhan Berkelanjutan”, akan ada peningkatan kinerja yang signifikan pada tahun 2025. 

Adapun untuk target strategisnya, AYAM berfokus pada peningkatan Kapasitas Produksi dengan memperluas jaringan kandang ayam broiler modern dan meningkatkan efisiensi rumah potong ayam. 

“Diversifikasi Produk juga akan didorong untuk memperkuat bisnis hilir dengan menawarkan produk olahan ayam bernilai tambah dan penguatan pangsa pasar dengan memperluas distribusi ke pasar-pasar baru di dalam negeri maupun potensi ekspor, sejalan dengan proyeksi surplus produksi unggas nasional,” tutup Fadhl.