EmitenNews.com - PT Bank Tabungan Negara (BBTN) kembali menyabet 4 penghargaan pada ajang Top GRC Awards 2021. Empat penghargaan itu, The Most Committed GRC Leader 2021, The High Performing Board of Commissioners on GRC 2021, dan The High Performing Corporate Secretary on GRC 2021. 


Penghargaan itu, didapat menyusul kinerja positif dalam menerapkan prinsip Governance, Risk, & Compliance (GRC) dalam pengelolaan bisnis. Sekaligus bukti implementasi tata kelola baik, risiko terjaga, dan kepatuhan menjalankan proses bisnis secara komprehensif. ”Penghargaan ini menjadi suntikan semangat untuk terus menerapkan prinsip GRC secara konsisten,” tutur Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo, Kamis (7/10). 


Implementasi GRC Bank BTN telah membuat kinerja makin baik. Itu terlihat dari kinerja keuangan Bank BTN parus pertama tahun ini tumbuh di atas rata-rata industri perbankan. ”Pada ajang kami bersaingan dengan 880 perusahaan. Bank BTN dinilai sebagai perusahaan dengan kelengkapan sistem, dan infrastruktur GRC baik sehingga mendukung pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan,” imbuhnya. 


Paruh pertama tahun ini, Bank BTN mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan Rp265,9 triliun, meroket 5,59 persen dari periode sama tahun lalu Rp251,83 triliun. Pertumbuhan itu, berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Data Bank Indonesia merekam, pertumbuhan kredit industri perbankan nasional hanya tumbuh 0,45 persen yoy per Juni 2021. 


Kinerja penyaluran kredit Bank BTN tetap kokoh itu, juga diiringi perbaikan pada kualitas. Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) nett Bank BTN terekam terus membaik 54 bps ke level 1,87 persen dari periode sama tahun lalu 2,40 persen. 


Selain itu, Bank BTN juga sukses menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp298,38 triliun. Naik 31,84 persen dari periode sama tahun lalu Rp226,32 triliun. Sedang, laba bersih tumbuh 19,87 persen menjadi Rp920 miliar dari periode sama tahun lalu Rp768 miliar. Posisi aset senilai Rp380,51 triliun atau melonjak 20,95 persen dari periode sama tahun lalu Rp314,60 triliun. (*)