EmitenNews.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk(BJTM) akan mengusulkan pembagian dividen tahun buku 2022 dengan besaran lebih besar 1,8 persen  dibanding dividen tahun 2021 atau setara Rp53,08 perlembar saham.

 

Direktur Utama BJTM, Busrul Iman mengatakan usulan besaran nilai dividen 2022 tersebut akan minta persetujuan pemegang saham pada  Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan(RUPST) tahun buku 2022 pada bulan April 2023. Sebelumnya BJTM telah membagikan dividen tunai tahun buku 2021 sebesar Rp52,11 per lembar.

 

Basrul menambahkan, usulan itu sejalan dengan  hasil  laba bersih sebesar Rp 1,54 triliun atau serta Kenaikan Asset yang sebesar 103,03 Triliun atau tumbuh 2,29 persen secara tahunan.

 

Pertumbuhan itu ditopang pertumbuhan penyaluran kredit  yang diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Hal tersebut terlihat dari rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 4,81 persen pada tahun 2022, berbanding 6,57 persen di tahun sebelumnya. “Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross  juga ikut menurun di angka 2,83 persen, berbanding 4,48 persen di tahun sebelum,” papar Basrul pada paparan publik di Jakarta Selasa (7/3).

 

Selain itu, Kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang kenaikan tertinggi yaitu mengalami peningkatan sebesar 26,24 persen secara tahunan  atau tercatat Rp 6,34 Triliun hingga akhir 2022. 

 

Portofolio kredit Komersial juga mengalami peningkatan sebesar 7,02 persen atau tercatat Rp 11,20 Triliun. Kemudian, capaian kredit di sektor konsumsi juga meningkat signifikan dimana tumbuh sebesar 5,11 persen atau tercatat Rp 28,65 triliun.

 

BJTM  juga mencatatkan pertumbuhan pada Net Interest Income (NII) sepanjang tahun 2022 yang naik sebesar 4,40 persen secara tahuan  atau tercatat Rp 4,81 Triliun. Sementara itu, biaya provisi melandai sebesar 10,54 persen atau tercatat Rp 387 Milliar.


Sedangkan komposisi rasio keuangan  BJTM  periode Desember 2022 antara lain, Return On Asset (ROA) sebesar 1,95 persen, Return on Equity (ROE) sebesar 16,24 persen  dan Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,11 persen.