EmitenNews.com - Bank Woori Saudara Indonesia 1906 (SDRA) berancang-ancang menggeber right issue maksimal 6,4 miliar lembar. Penerbitan saham anyar tersebut dibalut dengan nilai nominal Rp100. Penerbitan saham baru itu setara 42,8 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Setiap pemegang 2.142.058.591 helai alias 2,14 miliar saham lawas dengan nama tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 22 Maret 2024 berhak memperoleh 1.600.000.000 helai alias 1,6 miliar HMETD. Dan, setiap 1 HMETD berhak membeli 1 saham baru sesuai harga pelaksanaan.

Woori Bank Korea, pemegang saham utama perseroan memiliki 7.214.804.851 saham mewakili 84,2 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan, akan melaksanakan seluruh hak untuk membeli saham baru dalam right issue. 

Kalau saham baru itu, tidak seluruhnya diambil pemegang HMETD porsi publik, sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lain yang melakukan pemesanan lebih dari haknya. Kalau masih ada sisa saham right issue, tidak akan dikeluarkan dari portepel. Pasalnya, dalam aksi tersebut tanpa pembeli siaga. 

Seluruh dana hasil right issue setelah dikurangi biaya penawaran umum, akan digunakan sekitar 90,93 persen sebagai modal kerja untuk mendukung ekspansi kredit, dan sekitar 9,61 persen untuk pengembangan IT, termasuk pembelian software & hardware pihak ketiga tanpa terafiliasi, pengembangan infrastruktur baik kredit, pendanaan, digital banking, produk perbankan lainnya, dan rekrutmen & pengembangan sumber daya manusia. 

Rencana penambahan modal akan berdampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan, khususnya dalam memperkuat struktur permodalan sehingga dapat mempercepat perseroan untuk menjadi bank kategori KBMI 3. Selain itu, Perseroan juga dapat memperluas ekspansi usaha. 

Rencana penambahan modal berskema right issue itu, akan berpengaruh terhadap pemegang saham. Bagi para pemegang saham perseroan yang tidak melaksanakan haknya untuk melakukan pembelian Saham Baru sesuai dengan HMETD-nya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham alias dilusi.(*)