Bank Sentral Utama Global Mulai Beri Sinyal Dovish, IHSG Layak Menguat Terbatas Pekan Ini

Data penggajian non pertanian (non-farm payroll/NFP) dan tingka pengangguran periode Januari 2023 telah dirilis dan hasilnya menunjukkan bahwa tenaga kerja di AS masih belum ada tanda-tanda lemah.
Data NFP per Januari 2023 yang dirilis kemarin dilaporkan melonjak menjadi 517.000, dari sebelumnya sebesar 260.000 pada Desember 2022. Angka ini tentunya juga lebih tinggi dari perkiraan pasar dalam polling Dow Jones yang memperkirakan NFP AS turun menjadi 187.000.
Tak hanya itu saja, tingkat pengangguran AS periode Januari 2023 juga dilaporkan mengalami penurunan, yakni menjadi 3,4%, dari sebelumnya sebesar 3,5% pada Desember 2022. Hal ini menandakan bahwa sektor tenaga kerja di Negeri Paman Sam masih cukup kuat meski data ekonomi lainnya mulai menandakan adanya pelemahan.
"IHSG berpotensi konsolidasi menguat dengan support di level 6,855 sampai 6,815 dan resistance di level 6,951 sampai 7,053," tutup Hans.
Mengutip data perdagangan, IHSG pada Jumat (3/2) ditutup pada level 6.911,73. Posisi ini menunjukkan penguatan mingguan sebesar 0,18% dibanding penutupan Jumat (27/1) yang berakhir di level 6.898,98.
Penguatan di minggu ini lebih kecil dibanding penguatan pada minggu lalu. Pada Jumat (27/1), IHSG ditutup dengan penguatan mingguan sebesar 0,35% dibanding akhir perdagangan Jumat (20/1) yang berhenti di level 6.874,93.
Related News

Kadin Siap Bangun 1.000 Titik SPPG untuk Dukung Program MBG

IHSG Menguat 0,73 Persen di Sesi I, AMMN, BBTN, ANTM Top Gainers LQ45

OJK Ajak Media Jadi Agen Literasi Keuangan Masyarakat

Terus Merosot, IHSG Uji Level 7.100

IHSG Lanjut Koreksi, Jala Saham BRMS, ESSA, dan MIKA

Produksi Migas PHE Tumbuh 5% dalam Tiga Tahun Terakhir