EmitenNews.com - Ayo, turunkan suku bunga kredit. Tidak bosan-bosannya Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meminta perbankan swasta segera menurunkan suku bunga kredit. Mereka diminta mengikuti jejak bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sudah melakukannya sejak Maret 2021, merespons pemangkasan suku bunga acuan BI-7DRRR di level 3,50 persen. Penurunan bertujuan menggerakkan dunia usaha dan sektor riil. 

 

"Bank-bank Himbara sudah turunkan suku bunga kredit, bank-bank lain ayo, ayo, ayo turunkan suku bunga kredit segera," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam diskusi virtual Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (25/3/2020). 

 

Perry mengapresiasi langkah himpunan bank-bank negara (Himbara) dan PT Bank Central Asia Tbk yang sudah merespons himbauannya. "Terima kasih kawan-kawan Himbara memenuhi ajakan kami secara agresif menurunkan suku bunga. Kami lihat BCA juga sudah menurunkan, ayo bank-bank lainnya."

 

Penurunan suku bunga kredit bertujuan untuk mendorong pembiayaan kepada dunia usaha dan sektor riil, agar perekonomian bergulir. Hingga kini, masih ada masalah penyaluran kredit baik dari sisi suplai maupun permintaan. Untuk itu, bank sentral bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) berinisiatif melakukan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) untuk mengetahui alasan perbankan belum menurunkan suku bunga. 

 

Pasalnya, komponen pembentuk suku bunga dinilai sudah menurun. Mulai dari biaya dana (cost of fund), biaya overhead, dan margin keuntungan bank. Karena itu KSSK memohon kalangan perbankan swasta segera menurunkan suku bunga kredit, dengan meluncurkan transparansi SBDK itu.

 

Perry sempat jengkel karena perbankan lamban menurunkan suku bunga. Ia menilai bank mencari margin yang terlalu tinggi dalam situasi sulit di tengah pandemi virus corona penyebab coronavirus disease 2019 (Covid-19) ini. Penurunan suku bunga kredit bank sangat rigid hanya 83 bps ke level 9,70 persen sepanjang 2020, setelah BI secara agresif memangkas suku bunga acuan. 

 

Perbankan BUMN --BRI, BNI, Mandiri, dan BTN-- sudah menurunkan suku bunga kreditnya. Maret ini, bank-bank Himbara mulai menurunkan SBDK. Menurut Ketua Himpunan Bank Milik Negara, Sunarso, penurunan suku bunga itu, bisa dilakukan karena beban biaya dana menurun. Level efisiensi perbankan pun meningkat karena adanya peranan digital secara lebih masif. Namun Direktur Utama Bank BRI itu, mengingatkan, perubahan suku bunga kredit bukan menjadi satu-satunya variabel alias penentu besar atau kecilnya permintaan pembiayaan.

 

“Berdasarkan analisa ekonometrika, variabel paling sensitif atau elastisitasnya paling tinggi terhadap pertumbuhan kredit adalah tingkat konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat," jelas Sunarso beberapa waktu lalu. 

 

Penurunan suku bunga masing-masing bank berbeda. Di segmen korporasi, suku bunga dasar kredit menjadi masing-masing 8 persen. Penurunan serupa juga terjadi di segmen ritel. Keempat bank menurunkan SBDK ritel jadi hanya 8,25 persen. Segmen mikro ada sedikit perbedaan. BRI memangkas SBDK kredit mikro menjadi 14 persen. Bank Mandiri 11,25 persen. Sama seperti segmen korporasi dan ritel, masing-masing bank memangkas SBDK segmen konsumer KPR menjadi hanya 7,25 persen. ***