Bank Syariah Nasional Lahir, Harapannya Jadi Terbesar Kedua
RUPS Rabu (20/8/2025) memunculkan Bank umum syariah (BUS) Bank Syariah Nasional, nama untuk bank hasil penggabungan BTN Syariah dengan PT Bank Victoria Syariah. Dok. Bank Syariah Nasional.
EmitenNews.com - Telah lahir Bank Syariah Nasional. Bank umum syariah (BUS) itu adalah nama untuk bank hasil penggabungan BTN Syariah dengan PT Bank Victoria Syariah. Kehadiran BUS sesuai RUPS, Rabu (20/8/2025) itu, diharapkan menjadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia setelah PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BRIS).
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) Nixon LP Napitupulu mengungkapkan hal tersebut kepada pers, seusai rapat bersama Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis (21/8/2025).
Nixon LP Napitupulu berharap Bank Syariah Nasional bisa menjadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia setelah PT Bank Syariah Indonesia (Persero) (BSI).
"Namanya Bank Syariah Nasional, kemarin RUPS-nya. Cuma karena dia bukan Tbk, sehingga enggak seterbuka seperti biasanya, kan non-Tbk," ujar Nixon Napitupulu, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis, 21 Agustus 2025.
Dalam rapat umum pemegang saham, kemarin, menyepakati beberapa hal. Pertama, mengenai perubahan nama dari Bank Victoria Syariah menjadi Bank Syariah Nasional. Kemudian, terkait dengan beberapa perubahan pada anggaran dasar, menyesuaikan dengan anggaran dasar bank-bank pelat merah.
"Jadi kami sesuaikan, karena ini ujungnya milik negara, bukan milik keluarga. Pasti anggaran dasarnya banyak yang di-adjust," kata Nixon LP Napitupulu.
Kemudian, terkait dengan perubahan pengurus untuk Bank Syariah Nasional, baik direksi maupun komisaris sudah ditetapkan. Dirutnya Alex Sofjan Noor, orang BTN. Kemudian, Komisaris Utama Bahrullah Akbar, eks BPK.
Nixon berharap seluruh proses spin off BTN Syariah bisa rampung setidaknya pada November 2025. Ekspektasinya, Oktober atau selambat-lambatnya, November tahun ini proses pemisahan sudah rampung. ***
Related News
Harga Emas Antam Hari ini Turun Rp16.000 per Gram
APBN Defisit Rp479,7 triliun per 31 Oktober 2025, Purbaya Bilang Aman
Kredit Perbankan Tersendat Karena Pelaku Usaha Masih Tahan Ekspansi
Pedagang Anti Karat Amerika Terancam Rugi Bila Menjual WD 40
Prabowo Apresiasi Kontribusi PEA Bangun RS Kardiologi di Solo
Government Shutdown AS Tingkatkan Ketidakpastian Pasar Keuangan Global





