EmitenNews.com—PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT) atau Elitery mengantongi laba bersih sebesar Rp 9,6 miliar tahun lalu, naik dari 2021 sebesar Rp 4,9 miliar. Laba bersih per saham dasar (earning per share) Elitery mencapai Rp 14,12, naik dari Rp 9,41. 

 

Adapun pendapatan tahun 2022 perseroan mencapai Rp 178,6 miliar, naik 97% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 90,7 miliar. Pendapatan ini disumbang oleh jasa managed service sebesar Rp 147,5 miliar dan produk Rp 15,3 miliar serta jasa lainnya sebesar Rp 15,9 miliar.

 

Di sisi lain, perseroan mengusulkan dividen final Rp 7,2 miliar atau Rp 3,5 per saham atau 75% dari laba bersih tahun lalu. Usulan ini didasari oleh hasil kinerja perusahaan yang gemilang tahun 2022, didukung oleh tingginya permintaan layanan cloud di berbagai sektor bisnis di Indonesia.

 

Potensi pasar cloud yang sangat besar di Indonesia membuat sejumlah investor berinvestasi di bidang ini. Fakta ini didukung dengan data dari IDC, yakni nilai pasar layanan cloud di Indonesia US$ 2,9 miliar.

 

"Kinerja positif tahun 2022 ini mengantarkan perseroan meraih beberapa penghargaan dan juga memberikan hasil yang memuaskan. Ditambah kondisi pasar di tengah gempuran digitalisasi, hal ini memberikan banyak peluang bagi kami untuk terus berkembang dan meningkatkan layanan bisnis kepada customer ," kata Kresna Adiprawira, presiden direktur Elitery, dalam siaran pers, Rabu (12/4/2023).

 

Sejalan dengan itu, dia menuturkan, perseroan mengusulkan pembagian dividen 75% dari laba bersih untuk memberikan nilai kepada para shareholders . Karena itu, keuntungan perusahaan dikembalikan kepada shareholders melalui setoran dividen, sedangkan sisa keuntungan bersih perseroan akan ditambahkan pada laba ditahan guna mendukung bisnis perseroan untuk siap berlari lebih jauh lagi tahun 2023.

 

Sepanjang tahun 2022, perseroan juga mencetak laba usaha yang meningkat 97% menjadi Rp 9,6 miliar dibanding tahun 2021 sebesar Rp 4,9 miliar. Tahun 2022, total aset perseroan mencapai Rp119,7 miliar, terdiri atas aset lancar Rp 70,5 miliar dan aset tidak lancar Rp 49,2 miliar. Liabilitas naik dari Rp 30,7 miliar pada akhir 2021 menjadi Rp 65 miliar di akhir 2022. Adapun total ekuitas perseroan mencapai Rp 54,6 miliar, naik dari Rp 19,4 miliar.