EmitenNews.com - PT Adaro Energy (ADRO) sepanjang sembilan bulan pertama 2021 mencatat pendapatan USD2,56 miliar. Menanjak 31 persen dari periode sama tahun lalu USD1,95 miliar. Beban pokok terkumpul USD1,59 miliar, naik 7 persen dari periode sama tahun lalu USD1,49 miliar.

 

Selanjutnya, laba kotor tercatat USD971 juta, melangit 110 persen, dari edisi sama tahun lalu USD462 juta. Lalu, laba usaha tercatat USD765 juta, melambung 251 persen dari edisi sama tahun lalu USD218 juta.

 

Laba inti tercatat USD644 juta, menanjak 98 persen dari periode sama tahun lalu USD326 juta. Ebitda operasional tercatat USD1,14 miliar, melesat 70 persen dari periode sama tahun lalu USD676 juta. Total aset USD7,11 miliar, naik 10 persen dari periode sama tahun lalu USD6,47 miliar. 

 

Total liabilitas USD2,79 miliar, bertambah 8 persen dari periode sama tahun lalu USD2,58 miliar. Modal pemegang saham USD4,32 miliar, naik 11 persen dari periode sama tahun lalu USD3,88 miliar. Utang berbunga USD1,69 miliar, naik 6 persen dari edisi sama tahun lalu USD1,60 miliar.

 

Kas terkumpul USD1,51 miliar, naik 27 persen dari periode sama tahun lalu USD1,18 miliar. Utang bersih USD10 juta, menukik 96 persen dari periode sama tahun lalu USD264 juta. Belanja modal USD131 juta, turun 2 persen dari periode sama tahun USD133 juta.

 

Arus kas bebas USD641 juta, melesat 33 persen dari periode sama tahun lalu USD482 juta. Laba per saham (EPS) dasar USD0,01316, menanjak 285 persen dari periode sama tahun lalu USD0,00342. Manajemen mengklaim fokus pada keunggulan operasional, dan efisiensi di sepanjang rantai pasokan batu bara terintegrasi vertikal memungkinkan pencapaian kinerja solid.

 

Meski menghadapi kondisi cuaca kurang baik, perseroan sukses menyediakan pasokan andal bagi pelanggan. Itu membuktikan kekuatan model bisnis diterapkan perusahaan. Selain itu, kondisi pasar batu bara kondusif makin meningkatkan profitabilitas. Kontribusi perseroan terhadap negara melalui pembayaran royalti, dan pajak juga meningkat. 

 

Kontribusi terhadap Pemerintah RI melalui royalti dan pajak penghasilan mencapai USD510 juta. ”Nah, dengan mempertimbangkan perkembangan terakhir fundamental pasar batu bara, kami memutuskan untuk melakukan penyesuaian pada target profitabilitas. Oleh karena itu, panduan EBITDA operasional direvisi menjadi ASD1,75-1,90 miliar sepanjang tahun 2021,” tutur Garibaldi Thohir, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, seperti dilansir Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/11). (*)