BBCA Mulai Buyback, IHSG Jebol Level 8.300

Seseorang berjalan di bagian teras depan gedung Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup menguat 1,84 persen menjadi 8.238. Beberapa saham bluechips menjadi penopang penguatan indeks. Itu antara lain dipicu ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, BI rate, kekhawatiran eskalasi perang dagang AS-Tiongkok mereda, dan ekspektasi perbaikan ekonomian kvartal IV 2025.
Rencana buyback saham oleh Bank BCA (BBCA) juga menjadi katalis positif. Investor domestik akan menanti hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) menurut konsensus akan menurunkan BI Rate 25 bps menjadi 4,5 persen dari 4,75 persen, deposit facility rate menjadi 3,5 persen dari 3,75 persen.
Lalu, lending facility rate diperkirakan menjadi 5,25 persen dari 5,5 persen. Selain itu, akan rilis data pertumbuhan kredit September 2025 diprediksi sedikit melambat menjadi 7,5 persen dari Agustus 2025 di level 7,56 persen. Sementara itu, investor Inggris menanti rilis data inflasi September 2025 ditaksir naik menjadi 4 persen YoY dari Agustus 2025 di 3,8 persen YoY.
Secara teknikal, slope negative MACD makin menyempit, dan Stochastic RSI melanjutkan reversal. Indeks dibuka membentuk gap 8.117, ditutup di atas level MA5, dan MA20. Indeks diperkirakan berpotensi melanjutkan penguatan, dan menguji level tertinggi di posisi 8.288.
Sepanjang perdagangan hari ini, Rabu, 22 Oktober 2025, indeks akan menjelajahi area support 8.170, dan resistance 8.300. Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Telkom (TLKM), Ciputra (CTRA), Pakuwon (PWON), Indosat (ISAT), dan Jasa Marga (JSMR). (*)
Related News

Variatif, IHSG Cenderung Menguat

Gerak IHSG Terbatas, Gulung Saham CUAN, BREN, dan SIDO

Volatilitas Kripto Meningkat Akibat Perang Dagang AS–Tiongkok

9 Kawasan Industri Baru Perkuat Ekosistem Manufaktur Indonesia

IHSG Melonjak 1,84% ke Level 8.238, Sektor Ini Pendorongnya

Optimistis Penyalur KPP Terbesar, Ini Keunggulan BTN