EmitenNews.com Amman Mineral Internasional (AMMN) mengakui penjualan nihil sepanjang kuartal I 2025 sebagai dampak dari pambatasan penjualan konsentrat tembaga hasil operasional selama smelter masih dalam tahap komisioning fasilitas pemurnian logam tembaga berlangsung.

Emiten tambang mineral milik Agoes Projosasmito, Anthoni Salim dan keluarga Panigoro (AMMN) ini sebelumnya menyatakan penambangan dan pemrosesan bijih menjadi konsentrat tembaga terus berjalan. 

Hal itu bisa dibuktikan dengan pencatatan biaya pengupasan lapisan tanah yang ditangguhkan senilai USD3,04 miliar pada akhir kuartal I 2025. 

Selain itu terdapat peningkatan persedian menjadi USD586,05 juta pada akhir kuartal I 2025 dari USD472,31 juta pada akhir tahun 2024.

Peningkatan pos persedian bersih ini diakibatkan pembatasan atas penjualan konsentrat tembaga hasil operasional AMMN yang harus disimpan selama tahap komisioning smelter tembaga,” ungkap Direktur AMMN, Arief Widyawan Sidarto Jumat (9/5) sebagai tanggapan pertanyaan Surat BEI No. S-04271/BEI.PP2/05-2025 padal 6 Mei 2025 

Arief menjelaskan pelarangan penjualan tersebut didasari UU nomor 2 tahun 2025 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara dengan turunnya Peraturan Menteri ESDM nomor 6 tahun 2024 tentang Penyelesaian Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam di Dalam Negeri.

Kondisinya, tulis Arief, smelter perseroan dalam tahapan komisioning dengan menaikan kapasitas secara bertahap. Pada akhir Maret 2025, smelter perseroan telah menghasilkan katoda tembaga pertama. Sehingga telah mulai melakukan pengapalan katoda tembaga pada April 2025.

Namun dia mengakui volume produksi katoda tembaga masih rendah karena bagian dari uji coba awal. Apalagi smelter perseroan masih menghadapi kendala teknis dan mekanik pada tahun tahun awal pengoperasian,

Arief menyampaikan perseroan telah mengusulkan kepada pemerintah agar ada pendekatan hibrida yang memungkinkan ekspor katoda tembaga dan kosentrat tembaga dapat dilakukan bersamaan.

 “Apabila disetujui, dapat memberikan fleksibilitas, menjamin kelangsungan arus pendapatan selama fase awal operasi, “ ungkap Arief.

Dia merinci, AMMN memiliki 200 ribu metrik ton kering persedian konsentrat tembaga dan lebih 68 ribu metrik ton konsentrat yang dalam proses pemurnian senilai USD1,3 miliar.  

Walau tidak membukukan penjualan, tapi AMMN mengakui pendapatan senilai USD2,1 juta sebagai bentuk penyesuaian atas harga final atas pengapalan tembaga di Desember 2024. Pengakuan ini mengacu pada PSAK 115.