EmitenNews.com - PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) memberikan penjelasan resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait sejumlah pertanyaan mengenai sumber dana dividen jumbo Rp1,6 triliun serta penggunaan fasilitas pinjaman dari DBS Bank.

Direktur Keuangan YUPI, Rusman Apandi, mengungkapkan bahwa pembayaran dividen tersebut dibiayai dari dua sumber, yakni Rp800 miliar dari pinjaman perseroan dan Rp800 miliar dari dana internal.

“Dasar pembayaran dividen tunai berasal dari retained earnings laporan keuangan per 31 Desember 2024, ditambah kas internal dan pinjaman yang diterima,” ujarnya dalam keterbukaan informasi.

YUPI memastikan tambahan pinjaman tidak mengganggu covenant keuangan. Per 31 Juli 2025, rasio net leverage bersih tercatat 0,60 kali, jauh di bawah batas maksimal 3,00 kali. Sementara itu, rasio cakupan layanan utang sebesar 0,04 kali, masih dalam ambang batas minimum 1,05 kali.

YUPI mengonfirmasi telah mencairkan Rp800 miliar pertama pada 10 Juli 2025 untuk membayar dividen. Perseroan berencana mencairkan tambahan Rp300 miliar pada kuartal IV/2025 untuk kebutuhan operasional

Pinjaman DBS terdiri atas Fasilitas A dengan tenor 7 tahun, dan Fasilitas Bergulir dengan jatuh tempo terakhir 10 Juli 2032. Suku bunga pinjaman mengacu pada JIBOR ditambah margin, dengan ketentuan transisi ke suku bunga referensi gabungan sesuai klausul perjanjian.

Adapun jadwal pelunasan Fasilitas A dimulai pada 2025 hingga 2032, dengan total pembayaran pokok dan bunga sekitar Rp1,1 triliun.

Terkait penggunaan dana IPO, manajemen menegaskan bahwa tidak ada alokasi dana IPO yang dipakai untuk membayar dividen. Dana IPO tetap diprioritaskan untuk pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur, dan modal kerja.

Namun, proyek pabrik tersebut masih tertunda karena masalah perizinan lahan, khususnya proses balik nama dan konversi hak tanah.

“Tidak ada dampak signifikan dari mundurnya pembangunan pabrik, karena kapasitas produksi di Gunung Putri dan Karanganyar masih mencukupi kebutuhan,” jelas Rusman.

Per akhir Juli 2025, YUPI memiliki kas Rp884 miliar. Setelah dikurangi dana IPO sebesar Rp590 miliar, kas operasional yang tersedia sebesar Rp254 miliar, yang menurut manajemen cukup untuk menopang operasional.

Manajemen menegaskan strategi keuangan ke depan difokuskan pada optimalisasi arus kas, modal kerja, serta pengelolaan struktur modal agar tetap sehat.

Selain itu, YUPI juga mengumumkan pergantian Direktur Keuangan. Rusman Apandi resmi menggantikan Nugroho Harjono yang pensiun.