EmitenNews.com -Edwin Soeryadjaya selaku Presiden Komisaris dan pengendali PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) telah menambah porsi kepemilikan sahamnya pada tanggal 11 Agustus 2023.

 

Dalam keterangan tertulisnya Juan Akbar Indraseno Divisi Hukum dan Sekretaris SRTG Senin (14/8) menuturkan bahwa Edwin Soeryadjaya telah membeli saham SRTG sebanyak 5.100.000 lembar saham di harga Rp1.575 per saham dan dilakukan melalui PT Trimitra Utama Selaras (TUS).

 

"Transaksi ini dilakukan untuk Investasi,"tuturnya.

 

Pasca pembelian maka kepemilikan saham Edwin Soeryadjaya di SRTG secara langsung sebanyak 4,51 miliar saham atau setara dengan 33,28 8%n dan tidak langsung sebanyak 2,33 miliar saham setara dengan 17,24% melalui PT. Unitras Pertama (UP), PT Nonferindo Utama (NFU), PT Pandu Dian Pertiwi serta PT Trimitra Utama Selaras (TUS).

 

Sebelumnya, Tiga direksi memborong saham Saratoga Investama Sedaya (SRTG). Tercatat trio pentolan perusahaan besutan Sandiaga Uno itu menyerok 5.772.800 helai atau 5,77 juta lembar. Aksi serentak dilakukan pada 3 Juli 2023. 

 

Dengan skema harga Rp1.700 per eksemplar, tiga pengurus teras perusahaan itu, merogoh total dana senilai Rp9,81 miliar. ”Pelaksanaan transaksi untuk program insentif jangka panjang perseroan dengan status kepemilikan saham secara langsung,” tulis Sandi Rahju, Corporate Secretary Saratoga Investama Sedaya.

 

Tiga pentolan perusahaan itu melibatkan Michael W.P Soeryadjaya, Lany Djuwita Wong, dan Devin Wirawan. Michael W.P Soeryadjaya membeli 908.500 lembar dengan harga pelaksanaan Rp1.700, senilai Rp1,54 miliar.

 

Lalu, Lany Djuwita Wong menyerok 2.508.600 helai pada harga pelaksanaan Rp1.700 sejumlah Rp4,26 miliar. Dan, Devin Wirawan menjala 2.355.700 eksemplar pada harga Rp1.700, sejumlah Rp4 miliar.

 

Secara kinerja, Saratoga Investama Sedaya (SRTG) per 30 Juni 2023 meraup rugi bersih Rp12,21 triliun. Nyungsep 468 persen dari periode sama tahun sebelumnya surplus Rp3,31 triliun. Alhasil, rugi per saham dasar menukik tajam menjadi Rp904 dari episode sama tahun sebelum laba Rp245 per eksemplar.