EmitenNews.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Kamis (25/12/2025), korban meninggal bencana Sumatera mencapai 1.135 jiwa. Bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir November 2025 itu, juga memaksa 489.864 jiwa mengungsi. 

Kapusdatin BNPB Abdul Muhari mengatakan hal tersebut dalam keterangannya kepada pers, seperti dikutip Jumat (26/12/2025). 

"Per hari ini, ada penambahan jumlah korban jiwa sebanyak 6 jiwa, sehingga total yang kemarin 1.129 jiwa, ini menjadi 1.135 jiwa," kata Abdul Muhari, Kamis (25/12/2025).

Sampai hari ini, proses pencarian masih dilakukan, sehingga kemungkinan ada penambahan jumlah korban. Juga terjadi pengurangan korban hilang dalam daftar pencarian.

Sejauh ini, tim gabungan yang terdiri atas Basarnas, TNI, Polri dan relawan terus melakukan operasi pencarian di lokasi kabupaten/kota yang masih terdapat daftar pencarian orang.

Satu hal, akses jalan alternatif dari Bener Meriah, Aceh menuju Bireuen sudah ada yang bisa dilalui kendaraan roda empat, begitu juga dengan ruas jalan nasional Takengon-Bireuen.

"Ini juga akan memperlancar nantinya distribusi logistik, terutama energi dari Bandara Rembele di Bener Meriah ke Takengon," katanya.

Pemerintah kesulitan soal penyediaan lahan hunian untuk korban bencana

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno mengungkapkan, pemerintah mengalami hambatan lahan dalam percepatan pembangunan hunian sementara dan hunian tetap bagi korban bencana Sumatera. Saat ini pemerintah tetap terus berupaya melakukan percepatan dalam pembangunan huntap dan huntara ini.

“Jadi salah satu tantangan yang dihadapi untuk percepatan ini adalah penyiapan lahan,” kata Menko Pratikno, Kamis (25/12/2025).

Di Sumatera Barat untuk pembangunan Huntara sudah berjalan di enam kabupaten dan kota. Kemudian, di Sumatera Utara di tiga kabupaten/ kota, sedangkan di Aceh sudah k mulai di satu kabupaten. Untuk daerah lain masih dalam masa persiapan.

“Percepatan pembangunan hunian ini terus dilakukan, penyiapan lahan oleh pemerintah daerah, dan pembangunannya dikerjakan secara bersama-sama oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI Polri, dan organisasi kemasyarakatan,” kata Menteri Sekretaris Negara di era kekuasaan Presiden ke-7 RI Joko Widodo itu.

“Saat yang sama, persiapan pembangunan hunian tetap juga dilakukan untuk warga yang pemukimannya harus direlokasi, termasuk hunian tetap mandiri yang dibangun di lahan milik warga,” tambahnya.

Menurut Pratikno terkait konektivitas dan transportasi, secara keseluruhan, dari 81 ruas jalan nasional yang terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sebanyak 72 ruas atau hampir 90% sudah kembali berfungsi.

“Sementara itu, 9 ruas lainnya, masih dalam penanganan, dan terus dipercepat pengerjaannya, agar konektivitas, distribusi logistik, dan akses layanan darurat tetap terjaga,” ujar Pratikno. ***