EmitenNews.com – Satu lagi perusahaan teknologi yang berhasil melantai di bursa saham Indonesia. Emiten yang sebentar lagi resmi mencatatkan diri di papan Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut adalah PT Wira Global Solusi Tbk, perusahaan venture builder atau pabrik pembuat startup yang melalui HAKI perangkat lunak, sumber daya manusia tenaga ahli teknologi, dan ekosistemnya menelurkan perusahaan rintisan (startup) bersama mitra-mitra strategis ini tercatat sebagai emiten ke 44 di tahun 2021. 


WGSH ini menawarkan saham sebanyak-banyaknya sebesar 208.500.000 saham biasa atau sebanyak-banyaknya 20% dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan. Seluruhnya, terdiri dari saham baru dengan harga penawaran umum sebesar Rp140 per saham dengan tujuan penggunaan dana 100% sebagai modal kerja. 


Kepala IDX Incubator Jawa Barat Achmad Dirgantara mengatakan, “Banyak yang tidak mengetahui bahwa WGSHub ini sebetulnya berasal dari pipeline IDX Incubator Jawa Barat. Dengan keberhasilan IPO WGSHub, kami berharap akan ada lebih banyak lagi perusahaan-perusahaan berpotensi untuk IPO yang kami inkubasi dan mengikuti jejak IPO WGSH listing di Papan Akselerasi ke depannya.” Revenue Stream 


Dari sisi industri, bisnis digital tumbuh luar biasa dan menciptakan ekosistem market yang menguntungkan bagi WGSH ke depan. Sampai saat ini saja portfolio WGSH sudah bertambah dengan kehadiran kolaborasi teranyarnya bersama Co-fitness space TweakIndonesia.com. Dimana sebelumnya WGSH sudah memiliki beberapa portfolio perusahaan rintisan yang sudah aktif beroperasi. Beberapa di antaranya, Internet of Things (IoT) sandbox.co.id, Luxury Social Commerce Whizliz.com, Industrial Education Techpolitan.co, dan Software as a Service Pagii.co. 


Edwin Pramana selaku Direktur Utama mengatakan, saat ini revenue stream perseroan mengandalkan jasa pemrograman dan jasa konsultasi IT yang tersebar di tiga anak usahanya, yaitu PT Kirana Tama Teknologi, PT Smooets Teknologi Outsourcing, dan PT Qorser Teknologi.  


“Ke depan WGSH akan ada tambahan captive revenue stream signifikan dari startup subsidiary kita sendiri. Selain itu, startup subsidiary yang membukukan keuntungan dapat memberikan dividend income, sedangkan startup subsidiary yang memiliki valuasi tinggi, dapat kita capture fair value adjustment nya dalam buku.” ujar Edwin Pramana dalam keterangannya (6/12/2021). 


Di tempat yang sama, Erwin Senjaya Hartanto selaku Komisaris menambahkan, Ekonomi Digital di Indonesia ini sangat besar dan sedang bertumbuh pesat. “Menurut laporan riset terbaru, Google merevisi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia Gross Merchendise Value (GMV) 2025 dari 124 Milliar dolar AS menjadi 146 Milliar dolar AS.” 


“Ini artinya pertumbuhan perusahaan bisa meningkat secara exponensial atau Alpha Growth karena marketnya terus berkembang dan transformasi digital nantinya bisa jadi menjadi sebuah kebutuhan,” Erwin menjelaskan. 


Sekadar informasi, Google, Temasek, dan Bain & Company, sejak 2016 rutin merilis laporan tahunan Ekonomi Digital negara-negara di Asia Tenggara yang dapat di unduh secara gratis di economysea.withgoogle.com