EmitenNews.com - Saham Barito Renewable Energy (BREN) berpeluang masuk Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI). Pasalnya, emiten asuman Prajogo Pangestu tersebut memiliki aspek likuiditas sangat baik. Itu tercermin dari volume rata-rata perdagangan harian atau average daily trading volume (ADTV), dan frekuensi perdagangan dalam beberapa rentang waktu evaluasi.
Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada menilai dari sisi likuiditas sangat mungkin BREN masuk sebagai salah satu penghuni MSCI. Tersebab pergerakan saham BREN mengalami kenaikan likuiditas, dan volatilitas lumayan tinggi.
Hanya Reza mengingatkan, BREN terhitung baru tercatat di papan perdagangan bursa pada Oktober 2023. Denken begitu, secara historis kinerja keuangan pasca initial public offering (IPO) baru terlihat per September 2023. ”Ini juga menjadi pertimbangan apakah nanti MSCI akan memasukkan BREN ke indeksnya,” terang dia.
Berdasar laporan keuangan, performa keuangan BREN hingga akhir September 2023 terbilang solid. Perseroan mencatat laba bersih senilai USD84,47 juta. Melejit 12 persen dibanding periode sama tahun 2022 mencapai USD75,15 juta. Itu ditopang pendapatan tercatat senilai USD445,27 juta. Artinya, pendapatan tumbuh 5,2 persen dibanding periode sama 2022 senilai USD423,51 juta.
Saat ini, BREN juga tengah gencar melakukan akuisisi pembangkit listrik energi hijau. BREN melalui Barito Wind Energy dan ACEN HK, anak usaha ACEN Renewables International telah menuntaskan proses akuisisi pembangkit listrik tenaga angin di Sulawesi Selatan (Sidrap 2), Sukabumi, dan Lombok. ”Ketiga aset itu, memiliki potensi pembangkit listrik 320 MW," tegas Merly, Direktur BREN, melalui keterbukaan informasi (3/1/2024).
Menanggapi sejumlah aksi akuisisi BREN itu, Reza bilang investor tengah menunggu nilai tambah dari aksi akuisisi tersebut. “Kalau ini bisa diketahui maka harusnya berimbas positif pada pergerakan harga saham BREN ke depan. BREN sementara cooling down, konsolidasi terlebih dahulu pasca mengalami kenaikan tinggi sebelumnya. Target price terdekat bisa kembali ke kisaran Rp6.500-6.800,” pungkas Reza. (*)
Related News
Pendapatan Turun, Maret 2024 Rugi BUVA Bengkak 747 Persen
Periksa! Ini Jadwal Dividen Garudafood (GOOD) Rp331 Miliar
Tumbuh 195 Persen, Laba Charoen (CPIN) Maret 2024 Sentuh Rp711 Miliar
Penjualan Susut, Laba FILM Maret 2024 Menanjak 59 Persen
Surplus 37 Persen, ADMR Maret 2024 Kemas Laba USD116 Juta
Meroket 678 Persen, Kuartal I-2024 CNMA Raup Laba Rp141 Miliar