Berselimut Koreksi, IHSG Menuju 7.980
Petugas kebersihan menyisir teras depan area Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,06 persen menjadi 8.040. Saham sektor basic materials mengalami pelemahan terbesar, dan saham sektor noncyclical membukukan penguatan terbesar. Profit taking, dan kelanjutan pelemahan rupiah menjadi sentimen negatif.
Ketidakpastian penurunan suku bunga The Fed makin menambah faktor negatif. Sementara itu, OECD menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai level 4,9 persen pada 2025, dan 2026 dari proyeksi sebelumnya 4,7 persen, dan 4,8 persen YoY.
Sedang inflasi diproyeksi naik menjadi 2,7 persen pada 2026 dari tahun ini di kisaran 1,9 persen YoY tersebab depresiasi rupiah. Investor Amerika Serikat (AS) akan menanti indeks PCE Price Agustus 2025 diperkirakan naik menjadi 0,3 persen MoM dari Juli 2025 di level 0,2 persen.
Sedang secara tahunan diperkirakan naik menjadi 2,7 persen YoY dari Juli 2025 di level 2,6 persen YoY. Untuk indeks Core PCE Price Agustus ditaksir turun menjadi 0,2 persen MoM dari Juli 2025 di level 0,3 persen MoM, dan stabil di level 2,9 persen YoY. Secara teknikal, indikator Stochastic RSI membentuk death cross area overbought.
Histogram positif MACD mulai melemah disertai volume jual lebih dominan. Indeks juga menembus level bawah MA5 sekitar 8.074. So, indeks diperkirakan melanjutkan koreksi. Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 26 September 2025, indeks akan menguji level support 7.980, dan resistance 8.100.
Berdasar data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sjeumlah saham unggulan berikut. Yaitu, Japfa Comfeed (JPFA), Charoen Pokphand (CPIN), Ultrajaya (ULTJ), Bumi Sarpong Damai (BSDE), dan Triputra Agro Persada (TAPG). (*)
Related News
Menelisik Kehadiran Presiden dalam Penutupan Perdagangan BEI
Cek di Sini Deretan Saham Leaders dan Laggards Jelang Tutup 2025
Naik-Turun Performa Saham Baru IPO Jelang Akhir Tahun
Bursa Buka Kembali Besok, Tiga Saham Ini Lepas Suspensi
55 Saham Berstatus Suspensi Akut, Koq Belum Delisting?
Ekonomi Syariah Menuju Arah yang Ideal





