EmitenNews.com - Bank Indonesia (BI) menyampaikan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2024 terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 kurang lebih 1%.


Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam siaran persnya menyebutkan berdasarkan data inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah menggunakan Survei Biaya Hidup (SBH) dengan tahun dasar baru 2022, inflasi IHK Januari 2024 tercatat sebesar 0,04% (mtm). Sehingga secara tahunan menjadi 2,57% (yoy), lebih rendah dari inflasi IHK bulan sebelumnya sebesar 2,61% (yoy).


Perkembangan inflasi IHK yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 pada tahun 2024.


Inflasi inti pada Januari 2024 tercatat sebesar 0,20% (mtm), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,14% (mtm). Realisasi inflasi inti tersebut disumbang terutama oleh komoditas emas perhiasan, biaya sewa rumah, dan biaya kontrak rumah. Secara tahunan, inflasi inti Januari 2024 tercatat sebesar 1,68% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,80% (yoy).


Kelompok volatile food pada Januari 2024 mencatat inflasi sebesar 0,01% (mtm), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,42% (mtm). Perkembangan tersebut didukung terutama oleh peningkatan pasokan komoditas aneka cabai seiring perbaikan produksi. Penurunan inflasi volatile food lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas tomat, bawang merah, dan beras. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi 7,22% (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 6,73% (yoy).


Kelompok administered prices pada Januari 2024 mengalami deflasi sebesar 0,48% (mtm), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,39% (mtm). Deflasi tersebut dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan udara pasca berakhirnya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru, serta penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,74% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,72% (yoy).(*)