EmitenNews.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut pada 2024 ditopang oleh permintaan domestik.
Hal ini dia sampaikan dalam acara konferensi pers pertama tahun ini yang diadakan Bank Indonesia, Rabu (17/1).
Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini mungkin berada di kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen secara YoY (year on year) atau lebih tinggi dari outlook 2023 yang sebesar 4,5 persen hingga 5,3 persen YoY.
"Di dalam negeri, pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut didorong oleh permintaan domestik," kata Perry, Rabu (17/).
Adapun pertumbuhan tersebut diperkirakan akan didorong oleh konsumsi dan investasi sejalan dengan akselerasi belanja pemerintah pada akhir tahun dan percepatan penyelesaian beberapa proyek strategis nasional.
Pertumbuhan ekonomi pada 2024 juga didukung oleh pertumbuhan konsumsi termasuk dampak positif penyelenggaraan pemilu serta peningkatan investasi khususnya bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan proyek strategis nasional termasuk ibu kota negara.
Sementara itu, menurut Perry, kinerja ekspor diprediksi belum memperlihatkan kekuatan karena adanya perlambatan ekonomi global dan penurunan harga komoditas.
Dari segi sektor usaha, prospek pertumbuhan tetap positif pada industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, informasi dan komunikasi, konstruksi, serta sektor transportasi dan pergudangan.
Dari segi geografis, pertumbuhan yang menggembirakan diharapkan terjadi di seluruh wilayah, terutama di Sulawesi, Maluku, dan Papua, seiring dengan dampak positif hilirisasi mineral, serta di Jawa akibat permintaan domestik yang masih tinggi.
Menghadapi masa depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat kolaborasi antara stimulus fiskal pemerintah dan stimulus makroprudensial Bank Indonesia, bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama melalui sisi permintaan domestik.
Related News

PPH 21 dan PPN Bawa Penerimaan Pajak Bulan Maret Alami Rebound

Percepat Program Prioritas, Pemerintah Buka Blokir Anggaran Rp86,6T

Indonesia Bersaing dengan 72 Negara dalam Negosiasi Tarif dengan AS

BPS: April 2025 Terjadi Inflasi 1,95 Persen YoY

Lagi; Harga Emas Antam Turun Rp20.000 per Gram

Bank Minta Agunan KUR di Bawah Rp100 Juta, Siap Terima Sanksi