EmitenNews.comPerusahaan transportasi taksi konvensional yang saat ini hampir tak memiliki pesaing, PT Blue Bird Tbk (BIRD) sepanjang semester pertama tahun 2022 berhasil membukukan laba bersih Rp146,18 miliar berbalik arah dari periode sama tahun sebelumnya yang masih membukukan rugi Rp30,06 miliar.

 

Berdasarkan data laporan keuangan emiten taksi Bluebird ini, Jumat (29/7/2022), kesuksesan perseroan membukukan laba di topang oleh pendapatan per 30 Juni 2022 yang melonjak 48,05 persen menjadi Rp1,54 triliun jauh jika dibandingkan pendapatan periode sama tahun 2021 yang tercatat Rp1,04 triliun.

 

Bluebird mencatat beban langsung senilai Rp1,10 triliun atau naik 32,37 persen dari sebelumnya Rp836,90 miliar. Sehingga perseroan sukses membukukan laba bruto Rp440,18 miliar atau naik 110,95 persen dari sebelumnya Rp208,65 miliar.

 

Beban usaha BIRD juga bisa di bilang cukup terkontrol yang hanya naik tipis 9,16 persen jadi Rp286,40 miliar dari sebelumnya Rp262,38 miliar. Berkat capaian di atas Blue Bird sukses mengantongi laba usaha senilai Rp153,77 miliar, melonjak sangat signifikan dari periode sama tahun sebelumnya yang masih minus Rp53,72 miliar.

 

Hal penting lainnya yang sangat perlu diperhatikan adalah BIRD sukses mendongkrak pendapatan lain-lain menjadi Rp35,12 miliar naik sangat signifikan 568,06 persen dari Rp5,25 miliar.

 

Laba sebelum beban pajak akhirnya terkumpul Rp188,90 miliar, berbalik arah dari rugi sebelum pajak Rp48,47 miliar. Perseroan sepanjang 6 bulan pertama tahun 2022 memberikan sumbangsih pajak penghasilan senilai Rp40,93 miliar.

 

Capaian positif Blue Bird tersebut akhirnya mengangkat laba per saham dasar yang tercatat Rp58 per lembar dari sebelumnya rugi per saham Rp11 per lembar.

 

Aset Blue Bird per 30 Juni 2022 terkumpul Rp6,71 miliar atau naik 1,77 persen dari periode 31 Desember 2021 yang tercatat Rp6,59 miliar. Lompatan jumlah aset ditopang oleh ekuitas yang terkumpul Rp5,144 triliun dan liabilitasnya yang tercatat Rp1,570 triliun.

 

Pos penting keuangan Bluebird yang juga sangat perlu diperhatikan adalah kas dan setara kas akhir periode yang terkumpul hingga Rp1,04 triliun melonjak 24,67 persen dari sebelumnya Rp835,44 triliun.