BSI (BRIS) Cetak Laba Rp3,74T, Tumbuh 10,3% di Semester I

Manajemen BRIS ketika usai menggelar paparan kinerja semester I.
EmitenNews.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) mencatat kinerja positif sepanjang paruh pertama 2025. Perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp3,74 triliun hingga 30 Juni 2025, meningkat 10,3% dibandingkan laba bersih Rp3,39 triliun pada periode sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Senin (22/9), hak bagi hasil milik bank naik 15,4% menjadi Rp9,52 triliun dari Rp8,25 triliun. Pendapatan usaha lainnya juga tumbuh 17,1% menjadi Rp2,94 triliun dibanding Rp2,51 triliun.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, beban usaha tercatat ikut meningkat 20% menjadi Rp6,16 triliun dari Rp5,13 triliun. Meski demikian, laba usaha tetap naik 10% menjadi Rp4,95 triliun dari Rp4,50 triliun.
Adapun laba sebelum zakat dan beban pajak tercatat Rp4,95 triliun, tumbuh 10,2% dari Rp4,49 triliun pada Juni 2024.
Dari sisi neraca, BSI mencatat jumlah liabilitas Rp99,45 triliun per 30 Juni 2025, turun 5,9% dibandingkan Rp105,64 triliun pada akhir Desember 2024. Sementara itu, total aset juga mengalami penurunan 2% menjadi Rp400,56 triliun dari Rp408,61 triliun pada akhir 2024.
Sementara itu Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan kinerja yang kuat pada Triwulan II/2025 adalah buah dari konsistensi Perseroan fokus pada bisnis khas bank syariah, yakni emas dan islamic ecosystem terutama layanan haji dan umrah. ‘’Bisnis tersebut tentu saja didukung transformasi digital sehingga memudahkan nasabah mengakses layanan,” ujarnya pada Paparan Kinerja BSI Triwulan II 2025.
Bisnis emas dan haji yang ditopang digitalisasi adalah strategi BSI untuk tetap tumbuh dalam kondisi makro ekonomi pada awal tahun yang cukup menantang. Produk dan layanan BSI, kata dia, saat ini dapat diakses melalui aplikasi mobile banking BYOND.
Per Triwulan II 2025, Pembiayaan BSI tumbuh lebih tinggi dari industri perbankan nasional yakni pada level 13,93% (YoY) dengan outstanding mencapai Rp293,24 triliun. Mayoritas pembiayaan dikontribusi segmen Ritel dan Konsumer termasuk emas sebesar Rp211,78 triliun yang mengomposisi 72,22%, disusul segmen Wholesale sebesar 27,78%.
Pembiayaan bisnis emas BSI melesat 88,25% (YoY) mencapai Rp16,88 triliun yang terdiri atas Cicil Emas Rp9,09 triliun tumbuh 155,41% (YoY), dan Gadai Emas Rp7,79 triliun tumbuh 44,08% (YoY). Melesatnya pembiayaan emas mendorong pembiayaan Konsumer BSI naik 16,20% dengan oustanding Rp162,19 triliun.
Tak hanya tumbuh sustain, kualitas pembiayaan terjaga dengan indikasi NPF Gross 1,87% membaik dari periode sebelumnya dan lebih baik dari posisi industri yang berada pada level 2,22%.
Related News

AMMS Umumkan Bakal Ada Pengendali Baru

Angkutan Tambang Grup Bakrie (ALII) Raih Laba Naik 14,5% di Medio 2025

Pengendali SAFE Cicil Jual, Sahamnya Ngegas ARA

PGJO Ubah Nama & Rombak Pengurus Usai Ganti Pengendali

UBC Medical (LABS) Angkat Raditia Nurcahya sebagai Direktur

IRSX Perkuat Bisnis Social Commerce Untuk Sasar 64 Juta UMKM