EmitenNews.com - Bukalapak.com (BUKA) menyisakan dana initial public offering (IPO) sejumlah Rp9,23 triliun. Dana yang tidak terserap itu bersarang pada sejumlah instrumen investasi. Misalnya, deposito, giro, obligasi, dan reksadana. 


Rinciannya, sekitar Rp6,43 triliun membiak di deposito dengan tingkat bunga atau bagi hasil antara 5,50-6,00 persen. Tepatnya, Rp3,92 triliun dengan tingkat bunga atau bagi hasil 5,6 persen berdurasi 1 bulan. Lalu, Rp1,53 triliun berjangka 1 bulan dengan bunga 5,75 persen. Kemudian, Rp475,10 miliar dengan bunga 6 persen berdurasi 1 bulan. Selanjutnya, Rp450 miliar berdurasi 6 bulan dengan bunga 5,5 persen, dan Rp41,86 miliar berbunga 5,5 persen sepanjang tiga bulan. 


Selanjutnya, sejumlah Rp575,95 miliar berkecambah di giro pada tingkat bunga mulai 0-3,25 persen dengan waktu tidak ditentukan. Tepatnya, Rp563,35 miliar berbunga 3,25 persen. Senilai Rp8,76 miliar dengan tingkat bunga 0 persen. Kemudian, Rp3,69 miliar dengan tingkat bunga 1 persen, dan Rp146,49 juta dengan tingkat bunga atau bagi hasil 1,9 persen dengan waktu tidak ditentukan. 


Kemudian, sejumlah Rp1,45 triliun menyebar pada obligasi dengan suku bunga alias bagi hasil antara 4,13-8,38 persen berdurasi 16 bulan hingga 115 bulan. Tepatnya, Rp400 miliar berdurasi 96 bulan dengan label bunga 7 persen. Lalu, Rp250 miliar dengan bunga 7 persen berjangka 57 bulan. Selanjutnya, Rp225 miliar dipersenjatai bunga 6,38 persen berdurasi 115 bulan. Berikutnya, Rp125 miliar dengan bunga 7 persen berjangka 97 bulan.


Selanjutnya, sebesar Rp125 miliar berbunga 6,13 persen berdurasi 69 bulan. Lalu, Rp100 miliar dengan bunga 7 persen berjangka 56 bulan. Kemudian, Rp90 miliar berbunga 7 persen berdurasi 68 bulan. Selanjutnya, Rp73,32 miliar dengan bunga 5,38 persen sepanjang 16 bulan. Lalu, Rp73,32 miliar berbunga 4,75 persen dengan waktu 43 bulan. Berikutnya, Rp73,32 miliar berjangka 20 bulan dengan bunga 4,45 persen. 


Kemudian, senilai Rp73,32 miliar berjangka 55 bulan dengan bunga 4,35 persen. Lalu, Rp73,32 miliar sepanjang 31 bulan dengan banderol bunga 4,13 persen. Kemudian, Rp50 miliar dengan bunga 8,13 persen sepanjang 18 bulan. Lalu, Rp50 miliar berdurasi 95 bulan dengan bunga 7 persen. Berikutnya, berjangka 68 bulan dengan bunga 6,13 persen senilai Rp50 miliar. Dan, Rp25 miliar sepanjang 16 bulan dengan tingkat bunga 8,38 persen. 


Berikutnya, sebesar Rp375 miliar mengendap di reksadana dengan banderol suku bunga alias bagi hasil antara 3,39 persen hingga 4,67 persen dengan durasi waktu tidak ditentukan. Tepatnya, sejumlah Rp187,50 miliar dibanderol bunga alias bagi hasil 4,67 persen. Dan, senilai Rp187,50 miliar dibalut bunga 3,39 persen dengan jangka waktu tidak ditentukan.  


Di sisi lain, perseroan telah menyerap dana hasil IPO senilai Rp12,08 triliun. Serapan per akhir Juni 2023 itu, melonjak 54,67 persen dibanding edisi Januari lalu dengan realisasi sejumlah Rp7,81 triliun. Ya, perseroan mengoleksi dana IPO bersih sejumlah Rp21,3 triliun. Nah, dari angka itu, Rp4,1 triliun telah direalisasikan untuk modal kerja perseroan. Kemudian, Rp964,8 miliar untuk modal kerja Buka Mitra Indonesia.


Berikutnya, senilai Rp14,7 miliar untuk modal kerja Buka Usaha Indonesia, dan Rp35,6 miliar untuk modal kerja Buka Pengadaan Indonesia. Selanjutnya, Rp1,05 miliar untuk modal kerja Bukalapak Pte. Ltd, dan Rp1,25 miliar untuk modal kerja Five Jack. Selain itu, perseroan juga menggunakan dana IPO untuk pertumbuhan dan atau pengembangan usaha perseroan, entitas anak, dan modal kerja entitas anak selain sudah disebutkan Rp6,96 triliun.


Berdasar skenario awal, penggunaan dana hasil IPO sejumlah Rp7,03 triliun untuk modal kerja perseroan, senilai Rp3,19 triliun untuk Buka Mitra Indonesia, Rp3,19 triliun untuk Buka Usaha Indonesia. Kemudian Rp213,2 miliar untuk Buka Investasi Bersama, belum direalisasikan. Lalu, Rp213 miliar untuk Buka Pengadaan Indonesia, sejumlah Rp213 miliar untuk Bukalapak Pte. Ltd, dan Rp213 miliar untuk Five Jack. (*)