EmitenNews.com - Suku bunga kredit sudah waktunya turun nih. Bukan apa-apa. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah beberapa lama berada di level terendah yakni 3,5 persen. Bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga di level rendah. Jadi, suku bunga kredit juga bisa turun dong.


Dalam FORWADA ONLINE MEDIA WORKSHOP 2021 - Menelisik Peran LPS dalam Memantik Pertumbuhan Kredit Perbankan, seperti dikutip Ahad (26/12/2021), Direktur Group Riset Lembaga Penjaminan Simpanan, Herman Saheruddin mengatakan, dengan turunnya bunga acuan dan bunga penjaminan, diharapkan suku bunga kredit bisa menurun.


“Dengan turunnya bunga acuan BI, dan turunnya bunga penjaminan oleh LPS, diharapkan bunga kredit turun, dan membuat bunga kredit juga turun, dan bisa mendorong penyaluran kredit. Diharapkan bunga kredit bisa turun lebih cepat dan bisa mendorong permintaan kredit oleh masyarakat dan ekonomi akan tumbuh cepat," ujar Direktur Group Riset Lembaga Penjaminan Simpanan, Herman Saheruddin.


Seperti diketahui selama 2020 LPS sudah memotong bunga penjaminan hingga 175 bps dan simpanan dalam rupiah di bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR serta 75 bps untuk simpanan valas di bank umum.


Selama periode tahun Januari 2020-Desember 2021, LPS telah memangkas bunga penjaminan 275 bps dan 150 bps untuk valuta asing. Bunga penjaminan pada bank umum dan BPR saat ini masing-masing 3,5 persen dan 6 persen serta untuk valuta asing 0,25 persen.


Herman menyebutkan, LPS akan terus mencermati respons perkembangan suku bunga simpanan antarkelompok bank yang cenderung bervariasi serta dampaknya pada agregat suku bunga pasar dan intensitas kompetisi.


Menurut Herman Saheruddin, LPS akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi Tingkat Bunga Penjaminan sesuai perkembangan data dan informasi terkini yang tersedia. Tentu dengan tetap memperhatikan progress pemulihan ekonomi, likuiditas perbankan, dan stabilitas sistem keuangan nasional.


Sementara itu pada kesempatan yang sama, Direktur PT Bank BCA Syariah, Pranata mengungkapkan, kondisi perbankan tahun 2022 diproyeksikan dapat tumbuh positif. Dengan modal cukup kuat dan likuiditas perbankan yang cukup longgar, kata dia, tahun 2022 perbankan masih memiliki kemampuan meningkatkan penyaluran pembiayaan. “Diharapkan hal ini dapat meningkatkan semangat pelaku usaha dan konsumen dalam melakukan kegiatan ekonomi."


Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, BCA Syariah optimistis untuk dapat meningkatkan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan di kisaran 8-10 persen di tahun 2022.


Untuk mendukung target tersebut, BCA Syariah bersinergi dengan BCA –induk usaha– diantaranya dengan menurunkan biaya dana melalui pengembangan infrastruktur layanan e-channel dan meningkatkan pembiayaan dengan tetap mengedepankan prinsip syariah yang penuh kehati-hatian. ***