Bursa Asia Anjlok, IHSG Ikutan Jeblok?

Petugas kebersihan menyisir teras depan area Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat. Sepanjang perdagangan hari ini, Rabu, 11 September 2024, IHSG akan menguji support level 7.720, dan resistance pada level 7.800.
Secara teknikal, IHSG membentuk marubozu bullish candle, dan masih tertahan di atas MA 5. Sedang indicator stochastic telah berada di area overbought. Oleh sebab itu, Reliance Sekuritas menjagokan saham memiliki potensi naik pada beberapa hari mendatang yaitu BRIS, BABP, SMRA, dan SMGR.
Pagi ini, bursa Asia, telah menyusuri zona merah. Indeks Nikkei 225 menukik 0,86 persen, dan indeks Kospi susut 0,12 persen. China mencatat pertumbuhan ekspor pada Agustus 2024 sebesar 8,7 persen yoy namun impor mencatat pertumbuhan lambat menjadi 0,5 persen yoy.
Sementara itu, mayoritas indeks utama bursa Amerika Serikat (AS) ditutup mixed. Di mana, hanya Dow Jones melemah 0,23 persen. Sementara pasar akan cenderung menanti rilis data inflasi AS, FOMC meeting, dan debat pertama antara capres Kamala Harris dan Donald Trump pada Selasa malam.
Menyudahi perdagangan Selasa, 10 September 2024 melejit 0,76 persen menjadi 7.761. Penguatan IHSG dipimpin saham-saham sektor technology naik 2,29 persen, dan infrastructure surplus 1,63 persen. Investor asing membukukan net buy Rp236,96 miliar di pasar regular.
Saham paling banyak dibeli investor asing antara lain BBCA, BREN BBRI, MAPI, dan KLBF. Katalis penguatan IHSG didorong inflow asing tinggi. Sementara Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan pada retail sales menjadi 4,5 persen yoy pada Juli 2024 lebih tinggi dari bulan sebelumnya 2,7 persen yoy. (*)
Related News

Pertamina Hadirkan Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Jelantah

QRIS Resmi Dapat Digunakan di Jepang

Rayakan HUT RI ke-80, Pelita Air Beri Diskon Hingga Rp808 Ribu

Mekanisme Haji 2025, Ini Peran Pemerintah dan Swasta

Ara Bertekad Jadikan PKP Kementerian Bebas Korupsi

Pasha Ungu Soal Polemik Royalti Musik: Cuma Kurang Sosialisasi