EmitenNews.com -PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) tidak menyangkal adanya dampak El-Nino terhadap industri dan produktivitas kelapa sawit. Pasalnya El-Nino dapat mempengaruhi produksi CPO nasional pada tahun depan (2024).

Terkait hal itu, Direktur Utama SGRO, Budi Setiawan Halim menuturkan, Perseroan telah menyiapkan strategi untuk menghadapi El-Nino. Dalam hasil ini, perseroan akan tetap menjaga produksi kelapa sawit di tengah dampak El-Nino.

Budi mengungkapkan, Perseroan tetap fokus pada program meningkatkan produktivitas kelapa sawit, seperti program intensifikasi. Yakin dengan menjaga tingkat penguapan yang ada pada tanaman agar kandungan air yang ada di dalam tanah mencukupi kadar yang dibutuhkan oleh tanaman sawit.

"Kemudian, water management system. Di samping itu, Perseroan terus fokus dengan melanjutkan program intensifikasi lainnya, seperti peningkatan infrastruktur dan mekanisasi," tegasnya.

Sampoerna Agro (SGRO) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp500 hingga Rp700 miliar pada tahun 2023. Sedangkan sampai akhir September 2023, Perseroan telah merealisasikan belanja modal sekitar Rp377 miliar.

"Sekitar 45% dari belanja modal untuk pengembangan perkebunan dan sisanya untuk pemeliharaan aset tetap seperti bangunan, infrastruktur dan mesin," kata Direktur Keuangan SGRO Heri Harjanto, dalam risalah Public Expose yang dikutip, Senin (4/12/2023).

Lebih lanjut Heri menambahkan, sampai akhir September 2023, besaran capex untuk PT HKI sebesar Rp56 miliar. Adapun pengunaan capex PT HKI: 22% untuk fixed assets, 78% untuk plantation assets. "Budget capex HKI 2023 adalah sebesar Rp100 . 130 miliar," ujarnya.

Sementara untuk capex tahu 2024, Heri mengatakan, "Mengenai rencana capex 2024, pada saat ini sedang dalam proses penyusunan budget untuk 2024," imbuhnya.

Sebagai informasi, dalam acara konferensi GAPKI baru-baru ini, beberapa pembicara utama memberikan pandangan mengenai produksi CPO Indonesia untuk 2024. Thomas Mielke dari Oil World memberikan estimasi produksi CPO Indonesia akan stagnan pada level 48 juta ton pada 2024.

Kemudian, Dorab Mistry dari Godrej melihat produksi CPO Indonesia akan mengalami penurunan sedikit, sebesar 1.0 juta ton pada 2024.