EmitenNews.com -PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menyampaikan laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023. Volume produksi 9M23 mencapai 3,98 juta ton dengan penjualan yang mencapai 3,01 juta ton, atau masing-masing naik 55% dan 38% dari 9M22.

 

Presiden Direktur ADMR, Christian Ariano Rachmat, mengatakan di tengah tantangan lingkungan eksternal, kinerja ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mencatat pertumbuhan produksi, yang menunjang profitabilitas. Permintaan terhadap produk batu bara kokas keras premium tetap tinggi, sehingga kami pun tetap yakin akan dukungan struktural terhadap bisnis perusahaan.

 

“Lebih lanjut, konstruksi smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya terus menunjukkan kemajuan yang baik. Proyek ini diharapkan akan rampung pada Q3 2025, yang merupakan peristiwa penting dalam upaya kami untuk mendukung inisiatif hilirisasi Indonesia di kawasan industri hijau di Kaltara.” ujar Christian dalam keterangan resminya yang di kutip, Selasa (31/10/2023).

 

Volume pengupasan lapisan penutup naik 128% menjadi 13,81 juta bank cubic meter (bcm), dengan nisbah kupas mencapai 3,47x, dibandingkan 2,36x pada 9M22. 

 

EBITDA operasional 9M23 sebesar $358,1 juta setara dengan penurunan 13%, karena kenaikan biaya dan penurunan harga jual rata-rata (ASP). Laba inti turun 11% menjadi $258,1 juta. EBITDA operasional dan laba inti tidak memperhitungkan komponen non operasional sehingga mencerminkan kinerja bisnis inti. 

 

ADMR mengeluarkan $95,7 juta belanja modal selama 9M23, karena konstruksi smelter aluminium telah dimulai dan proyek-proyek infrastruktur di Maruwai terus berlanjut. 

 

Belanja modal pada 9M23 tercatat mencapai $95,7 juta, terutama terkait proyek-proyek infrastruktur di MC dan konstruksi smelter aluminium di bawah KAI. Arus kas bebas pada 9M23 turun 40% menjadi $152,0 juta, karena perusahaan mengeksekusi rencana investasi. 

 

Setelah rampung, proyek-proyek peningkatan infrastruktur akan mendukung pencapaian target produksi jangka menengah sebesar 6 juta ton per tahun dan memungkinkan perusahaan untuk memenuhi komitmen pengiriman yang dapat diandalkan terhadap pelanggan. Fase pertama smelter aluminium KAI diperkirakan mencapai tanggal operasi komersial (COD) pada tahun 2025 – yang akan mendiversifikasi bauran pendapatan perusahaan. 

 

PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) telah memilih seluruh kontraktor utama untuk konstruksi dan instalasi smelter. KAI juga telah merampungkan pembukaan lahan untuk mess permanen, pemecah gelombang untuk jeti (coastal jetty breakwater), maupun konstruksi fasilitas pendukung, pekerjaan tanah (earthworks), dan konstruksi jeti sementara, serta terus melaksanakan konstruksi fasilitas infrastruktur lainnya.