EmitenNews.com - PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) bersiap untuk melakukan penawaran umum saham perdana, atau Initial Public Offering (IPO), di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam rangka ini, CGAS menawarkan 531,4 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah saham yang dilepas melalui IPO ini setara dengan 30% dari modal yang telah disetor dan ditempatkan penuh setelah IPO.

Citra Nusantara Gemilang telah menetapkan harga IPO sebesar Rp 338 per saham, berada di batas atas rentang penawaran awal antara Rp 284 hingga Rp 338 per saham. Dengan harga tersebut, calon emiten yang akan menggunakan kode saham CGAS berpotensi mengumpulkan dana segar hingga Rp 179,62 miliar dari IPO. Periode penawaran umum perdana saham CGAS berlangsung pada 2-4 Januari 2024, dengan pencatatan saham dijadwalkan pada 8 Januari 2024. Pilarmas Investindo Sekuritas bertindak sebagai underwriter atau penjamin pelaksana emisi IPO.

Selain itu, Citra Nusantara Gemilang juga menerbitkan hingga 265,71 juta Waran Seri I, setara dengan 21,43% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran untuk Penawaran Umum Perdana Saham ini diajukan. Waran Seri I akan diberikan sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang dua saham yang ditawarkan berhak mendapatkan satu Waran Seri I.

Waran Seri I dapat dilaksanakan menjadi saham CGAS enam bulan sejak diterbitkan, yaitu tanggal 8 Juli 2024 sampai dengan tanggal 7 Januari 2025. Nilai hasil pelaksanaan Waran Seri I diperkirakan mencapai sebanyak-banyaknya Rp 81 miliar.

Adapun Citra Nusantara Gemilang fokus pada pengembangan gas alam terkompresi atau compressed natural gas (CNG) di Indonesia melalui kegiatan perdagangan dan distribusi gas alam. Distribusi dilakukan menggunakan moda transportasi ke daerah-daerah yang belum terjangkau oleh jaringan pipa gas dengan tekanan gas yang stabil dan aman. Gas alam ini digunakan untuk keperluan industri, transportasi, perumahan, dan pembangkit listrik swasta yang menggunakan gas sebagai sumber energi. Pemasaran dilakukan secara business to business (B2B) dan Business to Consumer (B2C), dengan target sektor industri, transportasi, serta penyediaan jasa konsultasi terkait operasional dan perawatan peralatan gas alam.