EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan empat saham dan satu waran Emiten. Adapun saham dan waran tersebut adalah PT Provident Agro Tbk. (PALM), PT Protech Mitra Perkasa Tbk. (OASA), PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. (NELY), PT Sunindo Adipersada Tbk. (TOYS) dan Waran Seri I PT Sunindo Adipersada Tbk. (TOYS-W).


PALM pagi ini terpantau mengorbit di zona hijau naik 0,56 persen atau 5 poin dari pembukaan di 900 dan sempat menyentuh level tertinggi di 960 hingga pukul 09:33 WIB.


OASA naik 10,17 persen atau 60 poin ke 650 dari pembukaan 590 dan harga tertinggi sempat menyentuh 680 hingga pukul 09:35 WIB 


NELY naik 9,09 persen atau 40 poin ke level 480 dari Harga pembukaan di 440, harga tertinggi di pagi ini sempat ke 492 hingga 09:37 WIB.


Untuk TOYS lanjut menguat 4,20 persen atau 12 poin ke level 298 per saham. Naik dari harga pembukaan di 286 dan harga tertinggi di pagi ini sempat menyentuh 310 hingga 09:49 WIB.


"Dengan ini kami menginformasikan adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar pada keempat saham dan satu waran yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA),"kata Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M. Panjaitan, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/12).


Patut diketahui, Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal.


Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity, menurut Lidia, Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi keempat saham serta satu waran tersebut.


"Oleh karena itu para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban Perusahaan Tercatat atas permintaan konfirmasi Bursa serta mencermati kinerja Perusahaan Tercatat dan keterbukaan informasinya,"himbaunya.


Selain itu, Investor juga harus mengkaji kembali rencana corporate action Perusahaan Tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS.


"Selain itu, investor juga harus mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi,"imbuhnya.