EmitenNews.com -Terkoreksinya laba PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) di kuartal pertama 2023 memberikan dampak negatif terhadap saham emiten menara telekomunikasi, meski pendapatan sebaliknya tumbuh. UOB Kay Hian Sekuritas merevisi turun target harga saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dari Rp 1.300 menjadi Rp 1.100 dengan rekomendasi hold. Revisi tersebut menggambarkan minimnya faktor penopang pertumbuhan kinerja bisnis menara telekomunikasi perseroan setelah PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) menuntaskan akuisisi Hutchison Tri.

 

Faktanya, saham TOWR hingga penutupan hari sebelumnya, Selasa 18 Juli 2023 sudah terkoreksi 3,67 persen atau 40 poin selama 5 hari bursa ke level 1050. Hal ini sudah lebih rendah daripada proyeksi dari UOB Kay Hian Sekuritas.

 

Analis UOB Kay Hian, Paula Ruth mengungkapkan, Sarana Menara menghadapi minimnya faktor penopang pertumbuhan kinerja keuangan tahun depan. Pertumbuhan laba bersih perseroan diprediksi hanya 5% tahun depan, dibandingkan perkiraan tahun ini dengan penurunan 5%.

 

Meski target saham TOWR direvisi turun, Paula menuturkan, industri telekomunikasi tetap menjanjikan didukung atas peningkatan pengguna smartphone di Indonesia dan peningkataan permintaan konektivitas maupun layanan digital lainnya.“Kami memperkirakan pertumbuhan trafik data dari tiga operator telekomunikasi mencapai 16% tahun 2023 dan mencapai 11% pada 2024. Sedangkan Ericsson memprediksi kenaikan trafik data di Souteast Asia dan Oceania mencapai 27% per tahun hingga 2028,” tulis dia dalam risetnya di Jakarta, kemarin.

 

Pertumbuhan ke depan industri ini, terang dia, juga didukung atas peningkatan fibre to the tower (FTT). Segmen ini diprediksi mampu untuk mencetak lonjakan pertumbuhan pendapatan ke depan. UOB Kay Hian menyebutkan, pendapatan perseroan di luar menara telekonmunikasi diprediksi bertumbuh mencapai 25% tahun ini. Lonjakan tersebut didukung ekspansi fiber perseroan yang massif dan tingginya permintaan pasar.

 

UOB Kay Hian memproyeksikan laba bersih Sarana Menara (TOWR) sebesar Rp 3,28 triliun tahun 2023, dibandingkan raihan tahun lalu Rp 3,44 triliun dan diharapkan mulai meningkat menjadi Rp 3,46 triliun tahun depan.

 

Sebagai informasi, TOWR membukukan laba kuartal pertama 2023 menyusut 11,8% menjadi Rp 752,4 miliar dibandingkan priode yang sama tahun lalu laba tercatat Rp 853,5 miliar. Perseroan menjelaskan, laba bersih tergerus akibat naiknya biaya keuangan yang sebesar Rp739 miliar dan beban pajak penghasilan senilai Rp87,5 miliar.

 

Sementara itu, laba usaha TOWR naik 8,25% menjadi Rp1,73 triliun, dari Rp1,6 triliun secara tahunan atau year on year (yoy). Laba bruto TOWR juga ikut naik 7,87% dari Rp1,9 triliun di kuartal I/2022, menjadi Rp2,05 triliun di kuartal I/2023. TOWR mencetak pendapatan senilai Rp2,86 triliun sepanjang tiga bulan pertama 2023. Pendapatan ini tumbuh 9,37% dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,61 triliun.

 

Sebagian besar pendapatan TOWR didorong dari pendapatan sewa senilai Rp2,63 triliun, dengan pendapatan dan jasa lainnya sebesar 190,3 miliar. Berdasarkan pelanggannya, pendapatan TOWR banyak didapatkan dari PT Indosat Tbk. (ISAT) sebesar Rp1,07 triliun. Pendapatan dari ISAT ini berkontribusi sebanyak 38% ke pendapatan TOWR. Lalu, dari PT XL Axiata Tbk. (EXCL) senilai Rp864,2 miliar, dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) sebesar Rp365,15 miliar. Masing-masing perusahaan telekomunikasi tersebut berkontribusi sebanyak 30% dan 13% ke pendapatan TOWR.