EmitenNews.com—PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) berencana melakukan pencatatan perdana saham di perdagangan pagi ini, Jumat (9/12), setelah pada 1-7 Desember 2022 melaksanakan penawaran umum perdana saham (IPO) senilai Rp96 per saham.

 

Berdasarkan Prospektus ISRA yang dikutip Kamis (8/12), perseroan melakukan IPO sebanyak-banyaknya 1,5 miliar saham bernilai nominal Rp10 per lembar atau setara dengan 37,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh ISAP setelah IPO.

 

Dengan penetapan harga penawaran umum senilai Rp96 per saham, maka melalui aksi korporasi ini ISAP bisa meraup dana masyarakat mencapai Rp144 miliar. Manajemen ISAP mengklaim, saat proses penawaran umum terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 11,08 kali.

 

"Diharapkan dengan menjadi perusahaan terbuka, perseroan dapat memanfaatkan kesempatan untuk berkembang dan tumbuh menjadi lebih besar, yang tentunya dengan dukungan masyarakat sebagai salah satu pemegang saham," kata Direktur ISAP , Imam Hozali dalam siaran pers yang dirilis kemarin.

 

Perlu diketahui, per 31 Desember 2021 jumlah laba bersih ISAP hanya senilai Rp3 juta atau anjlok hingga 96 persen dibandingkan perolehan laba bersih per 31 Desember 2021 yang sebesar Rp75 juta. Saat pelaksanaan proses IPO, ISAP menyertakan laporan laba bersih per 31 Mei 2022 yang tercatat Rp1,75 miliar.

 

Sementara itu, liabilitas ISAP per 31 Desember 2021 tercatat mencapai Rp22,61 miliar atau lebih tinggi dibanding per 31 Desember 2020 yang senilai Rp21,84 miliar. Peningkatan liabilitas sebesar 4 persen ini, terutama disebabkan oleh adanya fasilitas utang bank dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) per 31 Desember 2021.

 

Adapun jumlah ekuitas ISAP per akhir Desember 2021 tercatat menurun menjadi Rp6,18 miliar dari Rp6,2 miliar pada akhir Desember 2020. Penurunan ekuitas ini terutama disebabkan oleh anjloknya laba bersih dan laba komprehensif bersih pada Tahun Buku 2021.