EmitenNews.com—PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) meraih pendapatan Rp187,78 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari pendapatan Rp150,96 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.


Laporan keuangan perseroan Kamis menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp93,06 miliar dari beban pokok pendapatan Rp65,60 miliar dan laba kotor menjadi Rp94,72 miliar naik dari laba kotor Rp85,35 miliar.


Laba sebelum pajak naik menjadi Rp59,64 miliar dari laba sebelum pajak Rp57,87 miliar dan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk naik menjadi Rp42,47 miliar dari laba Rp35,54 miliar tahun sebelumnya.


Jumlah liabilitas mencapai Rp514,51 miliar hingga periode 30 September 2022 turun dari jumlah liabilitas Rp517,59 miliar hingga periode 31 Desember 2021 sementara jumlah aset mencapai Rp905,04 miliar hingga periode 30 September 2022 naik dari jumlah aset Rp688,61 miliar hingga periode 31 Desember 2021.


PT United Tractors (UNTR) mengempit 31,49 persen saham Arkora Hydro (ARKO). Itu menyusul penuntaskan pencaplokan 21,61 persen saham Arkora melalui anak usaha yaitu PT Energia Prima Nusantara (EPN). EPN mengambil alih 632.801.893 lembar Rp176,55 miliar milik ACEI Singapore Holding Private Ltd. (ACEI).


Dengan demikian, EPN mengempit saham Arkora secara langsung dan tidak langsung 922.173.893 lembar atau setara 31,49 persen. Penuntasan transaksi itu, telah diteken pada 18 Agustus 2022. Di mana, seluruh persyaratan pendahuluan (conditions precedent) dalam conditional share sale and purchase agreement (CSPA) telah terpenuhi. ”EPN telah melakukan pembayaran kepada ACEI,” tutur Corporate Secretary United Tractors, Sara K. Loebis.


Sejak tanggal penyelesaian persyaratan pendahuluan dalam CSPA itu, EPN telah memiliki saham Arkora secara langsung, dan tidak langsung 922.173.893 lembar atau setara dengan 31,49 persen.


Sebelumnya, Sara mengaku, investasi United Tractors pada Arkora sejalan strategi pengembangan usaha perseroan. Di mana, perseroan telah menetapkan bisnis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai salah satu strategi transisi bidang energi untuk menuju bisnis berkelanjutan.


”Investasi itu, salah satu bentuk ekspansi dengan mengedepankan penciptaan nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan seluruh pemangku kepentingan, memberi dampak positif untuk masyarakat, dan lingkungan. Kami berharap investasi itu, mengakselerasi pengembangan bisnis EBT dalam portofolio perseroan,” harap Sara.