EmitenNews.com - Victoria Investama (VICO) menyuntik modal entitas usaha Rp562 miliar. Itu dilakukan dengan menyerap 562 juta saham baru terbitan Bank Victoria Syariah (BVIS) dengan nominal Rp1.000. 


Setoran modal itu, sekitar 15,03 persen dari ekuitas perseroan per 31 Juli 2022 sejumlah Rp3,74 triliun. ”Transaksi penyelesaian peningkatan penyertaan modal telah ditahbiskan pada 23 Desember 2022,” tulis Aldo Jusuf Tjahaja, Direktur Utama Victoria Investama. 


Menyusul transaksi itu, formasi pemegang saham Bank Victoria Syariah menjadi sebagai berikut. Bank Victoria 209,98 juta lembar dengan nominal Rp209,98 milar setara 19,81 persen. Victoria Investama 850 juta eksemplar bernominal Rp850 miliar setara 80,19 persen, dan publik 17.317 helai bernominal Rp17,31 juta atau 0,001 persen. 


Aksi tersebut bersandar pada optimisme perseroan kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh secara positif. Itu didukung peningkatan konsumsi domestik, penuntasan berbagai proyek infrastruktur sebagai landasan aktivitas investasi. Dan, industri perbankan sebagai salah satu pilar utama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan berbagai aktivitas usaha nasional. 


Beberapa tahun terakhir, perekonomian Indonesia, dan industri perbankan nasional berhasil melalui sejumlah tantangan turut dipengaruhi kondisi global. Regulator berupaya mempertahankan industri perbankan sehat. Program konsolidasi industri perbankan menjadi salah satu langkah strategis dirancang regulator untuk menciptakan soliditas industri perbankan. Transaksi afiliasi akan mendukung arsitektur perbankan Indonesia, dan berkontribusi bagi tercapainya konsolidasi perbankan nasional. 


Bagi perseroan, dukungan itu untuk pemenuhan modal inti minimum Bank Victoria Syariah sesuai ketentuan POJK nomor 12/2020. Nah, bagi Bank Victoria Syariah, langkah itu untuk mendukung konsolidasi perbankan nasional, khususnya untuk pengembangan menjadi lebih baik. Melalui entitas terpisah, Victoria Investama bisa menawarkan diferensiasi secara jelas atas produk, dan layanan perbankan dengan risk appetite tertentu. (*)