EmitenNews.com -Para pelaku pasar langsung merespon dengan cekatan isu yang beredar tentang emiten jasa pembiayaan PT Buana Finance Tbk (BBLD) santer akan kedatangan investor baru asal Singapura yang akan mengakuisisi perusahaan di valuasi pasar sekitar Rp2,1 triliun atau di harga Rp1.275 per saham.

Pada perdagangan kemarin saham BBLD langsung menguat 4,10 persen atau 25 poin ke level 635 per saham.

Rebound saham BBLM ini merupakan titi balik dari tren koreksi yang terjadi selama enam bulan lamanya sejak 17 Juli 2023, dimana saham BBLM sempat menyentuh puncak tertinggi harga sahamnya dalam satu tahun ke level 1000 per lembar. 

Namun, setelah itu saham BBLD terus mengalami koreksi hingga 29,44 persen atau 265 poin. Meninggalkan level 1000 hingga berlabuh pada harga saat ini.

Menurut rumor dari pelaku pasar, investor Singapura tersebut saat ini sudah masuk ke perusahaan secara bertahap dengan membeli saham BBLD di pasar reguler.

Merujuk data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Bank Of Singapore tercatat rajin membeli saham BBLD sebanyak belasan kali sejak akhir 2023.

Nama Bank Of Singapore mulai tercatat di daftar pemegang saham di atas 5 persen BBLD sejak 23 November 2023. Data per 17 Januari 2024, Bank Of Singapore menguasai 5,06 persen saham BBLD dari hanya 5 persen pada akhir November tahun lalu.

Masih menurut rumor dari pelaku pasar, kesepakatan antara pemegang saham lama BBLD dengan investor Singapura tersebut akan diteken dalam waktu dekat. Nantinya, akan ada perubahan pemegang saham pengendali di Buana Finance seiring masuknya investor anyar itu.

Deal transaksi antara kedua belah pihak tersebut akan dilaksanakan di atas harga pasar saham BBLD, yakni sekitar Rp1.275 per saham.

Sebagai informasi, per 20 Januari 2024, harga saham BBLD di pasar reguler berada di level Rp610 per saham, yang setara dengan market cap Rp1 triliun.

Per 17 Januari 2024, PT Sari Dasa Karsa menjadi pengendali BBLD dengan kepemilikan 67,60 persen saham. Kemudian, Bank of Singapore Limited menggenggam 5,06 persen saham. Sisanya, sebanyak 27,34 persen dikuasai oleh masyarakat.

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Buana Finance Tbk (BBLD) kembali menumpuk utang dari perbankan yang disepakati pada 12 Januari 2024. Kali ini, BBLD menerima pinjaman atau fasilitas kredit dari PT bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) dengan limit hingga Rp100 miliar. Adapun pemberian fasilitas kredit ini memiliki angsuran berjangka dengan tenor 48 bulan.

"Fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk keperluan modal kerja Perseroan yaitu pemberian kredit Consumer Finance dan Financial Lease serta dijamin dengan piutang Perseroan," jelas manajemen dalam keterbukaan informasi di website Bursa Efek Indonesia (BEI), 12 Januari 2024.

Selama 9 bulan di 2023, Buana Finance membukukan pendapatan Rp520,78 miliar atau tumbuh 18,17 persen secara tahunan (year on year/YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Laba bersih perusahaan juga meningkat sebesar 35,95 persen secara YoY dari Rp51,31 miliar pada akhir kuartal III-2022 menjadi Rp69,76 miliar pada periode yang sama di 2023.