EmitenNews.com - Debut perdana Mitra Tirta Buwana (SOUL) di lantai Bursa Efek Indonesia kurang mulus. Saham perdana produsen air minum dalam kemasan merek Hexsoul itu, direspons dingin pelaku pasar. Investor menyambut saham perseroan dengan aksi jual.


Efeknya, saham Hexsoul langsung menghuni zona merah. Itu terkoreksi 11 poin menjadi Rp99 per lembar. Terpental 10 persen dari harga perdana Rp110 per eksemplar. Saham Hexsoul menyentuh level tertinggi Rp112, terendah 99, dan rata-rata Rp99. 


Saham Hexsoul ditransaksi sebanyak 58.587 lot senilai Rp582,79 juta. Hexsoul mempunyai nilai kapitalisasi pasar sejumlah Rp107,17 miliar. Itu berdasar data pada pukul 10.47 WIB. 


Ya, Hexsoul menggelar penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) maksimal 270 juta saham baru dengan nominal Rp20 per saham pada harga pelaksanaan Rp110. Total saham dilepas maksimum 24,94 persen dari modal ditempatkan, dan disetor penuh setelah IPO. Dengan skema harga itu, perseroan meraup dana IPO Rp29,7 miliar. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah Shinhan Sekuritas Indonesia. 


Perseroan berdiri pada 14 Juli 2009, sebuah perusahaan pabrikasi air minum dalam kemasan dengan merk Hexsoul, AMDK itu memiliki ciri khas dengan kadar TDS (Total Dissolved Solids) 0,02 ppm sehingga menghasilkan produk air minum berkualitas tinggi. Perusahaan telah mendistribusikan kepada para distributor/konsumen/ pelanggan dengan mengusung visi menjadi perusahaan dapat memayungi dan mengayomi masyarakat, berkarakteristik, inovative, sebagai role model sekaligus menjadi pilar perekonomian nusantara yang kokoh, demi mewujudkan pemimpin yang kompeten dalam kancah perekonomian domestik maupun global. Hingga Mei 2022, sudah ada 6.419 customer terdaftar, dan 2.964 titik distribusi. Perseroan berdomisili di Yogyakarta dan kantor pusatnya beralamat di Sleman Yogyakarta, dan beroperasi secara komersial sejak tahun 2009. 


Ardianto Wibowo, Direktur Utama Mitra Tirta Buwana mengatakan, IPO bagian strategi meningkatkan pendanaan perusahaan, tata kelola lebih baik, dan ekspansi pengembangan lebih luas. ”Perusahaan tetap mencatat keuntungan saat pandemi Covid-19 berlangsung,” tutur Ardianto. 


Iriyanti, Komisaris Utama Mitra Tirta Buwana optimstis suntikan dana investor publik mampu mencatat keuntungan, dan pertumbuhan lebih baik dari tahun tahun sebelumnya. Ia berharap investor berinvestasi dengan tenggat waktu panjang. Dana hasil IPO sekitar Rp5 miliar atau 6,83 persen untuk pembangunan fasilitas pabrik baru pengolahan air mineral di Jalan Palagan, Ngaglik Sleman. 


Sebesar Rp3,5 miliar atau 11,78 persen untuk pembelian mesin dan fasilitas produksi serta kendaraan untuk distribusi produk-produk perseroan. Dan sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Bersamaan penawaran umum, perseroan berencana menerbitkan maksimal 67,5 juta waran seri I menyertai saham baru perseroan atau 8,31 persen. Waran seri I mempunyai jangka waktu pelaksanaan 1 tahun. (*)