EmitenNews.com -PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) resmi menandatangani akta pemisahan sebagian bisnis dan aset wholesale fiber connectivity tahap I kepada anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) atau InfraNexia.

Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji, mengatakan bahwa penandatanganan akta ini menandai pemisahan sebagian aset fiber optik Telkom ke entitas operasional khusus.

“Kami baru saja menandatangani akta pemisahan sebagian aset fiber optik ke anak usaha kami, PT Telkom Infrastruktur Indonesia sebagai operating company,” ujar Seno dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Aksi korporasi ini merupakan bagian dari transformasi Telkom menuju struktur strategic holding, di mana Telkom berperan sebagai holding company, sementara aktivitas operasional dijalankan oleh anak-anak usaha.

Seno menjelaskan, nilai aset InfraNexia pada tahap pertama spin-off mencapai sekitar Rp35 triliun. Setelah seluruh proses spin-off rampung, total nilai aset InfraNexia diproyeksikan mencapai Rp90 triliun.

Dalam rencana lengkapnya, Telkom akan mengalihkan 99,99 persen bisnis dan aset fiber connectivity ke InfraNexia. Namun, pada tahap pertama, pengalihan kepemilikan baru direalisasikan sekitar 50 persen.

InfraNexia akan memfokuskan bisnis pada dua segmen utama, yakni layanan wholesale connectivity dan penyediaan layanan internet. Telkom menegaskan bahwa model bisnis InfraNexia tidak akan menyerupai bisnis menara telekomunikasi yang dijalankan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel.

Spin-off aset fiber ini sejatinya merupakan bagian dari strategi “5 Bold Moves” yang telah disiapkan Telkom sekitar lima tahun lalu. Strategi tersebut menempatkan Telkom sebagai holding, dengan struktur bisnis yang terbagi dalam empat pilar utama, yaitu:

B2C melalui Telkomsel

B2B Infra, yang mencakup pengelolaan fiber, menara, pusat data, dan satelit

B2B ICT Co, yang ditargetkan terbentuk pada tahun depan

Telkom International, untuk mendorong ekspansi global

Seno menambahkan, penandatanganan akta pemisahan ini merupakan tindak lanjut dari persetujuan pemegang saham yang telah diperoleh dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

“Mulai 1 Januari nanti, kami menetapkan sebagai legal day one dari TIF. Ini merupakan kelanjutan dari RUPS pekan lalu, di mana persetujuan pemegang saham telah kami peroleh,” ujarnya.

Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menyatakan bahwa pemisahan aset fiber optik ke InfraNexia sejalan dengan strategi jangka menengah TLKM 30 yang menargetkan penguatan daya saing perusahaan hingga 2030.

Strategi tersebut berfokus pada penguatan fundamental bisnis, optimalisasi aset strategis—termasuk fiber optik—serta pengembangan portofolio bisnis yang berkelanjutan.

“Penguatan layanan menjadi fondasi utama karena seluruh aktivitas Telkom sebagai operator harus berpusat pada pelanggan. Kepuasan pelanggan menjadi barometer utama keberhasilan operasional anak usaha kami,” ujar Dian.