EmitenNews.com -Manajemen PT Megapower Makmur Tbk (MPOW)  menjabarkan produksi listrik energi terbarukan masih berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) berkapasitas 4,2 MW di Bantaeng, Sulawesi Selatan.

 

Megapower Makmur (MPOW) berencana mengembangkan potensi pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT). Langkah ini disiapkan demi mendongkrak porsi penjualan listrik perseroan.

 

"Perseroan berkomitmen dalam bisnis pembangkit tenaga listrik dengan ekspansi ke bidang EBT seperti mini hydro, energi surya, angin, biomassa, demi mewujudkan listrik yang ramah lingkungan," kata manajemen dalam risalah paparan publik, dikutip dari keterbukaan informasi, Rabu (14/6/2023).

 

Adapun PLTM Bantaeng-I ini memiliki kontrak jangka panjang dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pembeli utama listrik perseroan.

Selain PLTM , produksi listrik juga datang dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ( PLTD ) di empat lokasi, yakni di Bengkalis, Riau (2,0 MW), Muntok, Bangka Belitung (6,0 MW), Toboali 1 (3.0 MW), dan Toboali 2 (3,0 MW).

 

"Saat ini kondisi operasional PLTD mengacu pada kontrak yang diberikan oleh PLN. PLTD kami termasuk short-term contract," tambahnya.

 

Manajemen mengakui sejumlah tantangan dalam pengoperasian PLT minihidro. Salah satunya adalah fluktuasi debit air di lokasi pembangkit. Dari sisi tenaga diesel, perbaikan mesin menjadi salah satu beban yang dominan.

 

"Sampai saat ini kondisi mesin perseroan masih terbilang baik di mana kami terus melakukan upaya pemeliharaan mesin yang efisien," tandas manajemen.

 

Hingga kuartal I-2023, realisasi pendapatan MPOW mencapai Rp8,22 miliar, alias turun 24,68% yoy dari periode sama tahun 2022 senilai Rp10,91 miliar. Kontribusi utama penjualan listrik berasal dari PLTM senilai Rp5,47 miliar, sedangkan PLTD sebesar Rp2,74 miliar.