EmitenNews.com -  Emiten perbankan daerah PT BPD Banten Tbk (BEKS) masih harus rela menanggung kerugian untuk kinerja Tahun 2021. Bank Banten masih memikul beban berat rugi bersih sebesar Rp265,17 miliar. Walaupun kerugian tersebut memang menyusut dari tahun sebelumnya sebesar Rp308,15 miliar.

 

Merujuk data laporan keuangan emiten perbankan yang merupakan anak usaha BUMD itu pada laman BEI, Kamis (31/3/2022) tertera bahwa pendapatan bunga Bank Banten (BEKS) selama satu tahun lalu mengalami penurunan menjadi Rp310,27 miliar jika dibandingkan pendapatan bunga di tahun 2020 yang mencapai Rp372,20 miliar.

 

Namun, BEKS juga menekan beban bunga menjadi Rp251,40 miliar dari sebelumnya Rp338,46 miliar. Sehingga pendapatan bunga bersih BEKS naik menjadi Rp58,86 miliar dari sebelumnya Rp33,74 miliar.

 

Bank Banten selama tahun 2021 membukukan pendapatan operasional lainnya senilai Rp29,29 miliar dan keuntungan penjualan efek lain-lain bersih senilai Rp10,05 miliar. Sehingga jumlah pendapatan operasional tercatat Rp98,95 miliar atau naik dari Rp59,48 miliar.

 

Nahasnya, BEKS wajib menanggung  beban umum dan administrasi yang melonjak jadi sebesar Rp250,64 miliar dari sebelumnya Rp175,63 miliar. Serta beban tenaga kerja dan tunjangan yang naik jadi Rp132,48 miliar dari sebelumnya Rp119,00 miliar.

 

Total beban tersebut menjadi Rp383,12 miliar atau bengkak dari tahun sebelumnya yang hanya Rp294,64 miliar. Rugi sebelum pajak penghasilan BEKS tercatat Rp204,26 miliar atau turun dari Rp260,72 miliar. Adapun untuk beban pajak tercatat naik jadi Rp60,90 miliar dari sebelumnya Rp47,43 miliar.

 

Catatan lain yang perlu diperhatikan adalah simpanan dari nasabah pihak ketiga atau dana pihak ketiga (DPK) Bank Banten yang tumbuh jadi Rp4,17 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp2,42 triliun.

 

Dari sisi aset, Bank Banten tercatat senilai Rp8,84 triliun atau tumbuh sangat signifikan dibandingkan pada tahun sebelumnya yang hanya Rp5,33 triliun.

 

Lonjakan itu di topang oleh jumlah liabilitas yang naik tinggi menjadi Rp6,95 triliun dari sebelumnya hanya Rp3,97 triliun dan ekuitas perseroan juga ikut naik jadi Rp1,89 triliun dari Rp1,36 triliun.