EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin menguat 0,85 persen menjadi 6.602,56. Itu didorong rilis data cadangan devisa menjadi USD145,9 miliar. Cadangan itu, bisa membiayai 8,3 bulan impor, jauh di atas kecukupan internasional sebesar 3 bulan. 


Di samping itu, pembatalan pemberlakuan PPKM level 3 juga meningkatkan optimisme pasar terhadap roda perekonomian Indonesia periode akhir kuartal IV-2021. Secara sektoral, lompatan Indeks didorong sektor logistik surplus 2,44 persen, perindustrian naik 2,43 persen, dan konsumen non-primer melesat 1,53 persen. Para investor membukukan netbuy di pasar reguler Rp104,36 miliar, dengan saham-saham paling banyak dikumpulkan BBRI, BBNI, dan CMRY.


Lonjakan Indeks itu, mengonfirmasi terjadinya rebound secara jangka pendek, melampaui candle penurunan terendah pada 1 Desember lalu. Penguatan itu, terbatas karena pergerakan Indeks hari sebelumnya tertahan oleh MA 5 berperan sebagai support. Selanjutnya akan ada resistance jangka pendek juga yang akan menahan pergerakan Indeks pada MA 20 terbentuk sekitar 6.625. 


Meski begitu, Indeks diperkirakan bergerak positif menyusul penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street. Gerak indeks dengan rentang support 6.580, dan resisten 6.650. Sejumlah saham memiliki potensi penguatan pada hari ini yaitu WIKA, PTPP, CTRA, ADHI, UNTR, AKRA, BCIC, WTON, INPC, dan BBRI.


Sementara itu, dari bursa Asia, pagi ini sudah dibuka sangat bullish. Di mana, indeks Nikkei Jepang, dan Kospi Korea Selatan (Korsel) sudah bergerak di atas 1 persen. Penguatan disebabkan kekhawatiran terhadap virus corona varian omicron mereda. Karena data penelitian awal terhadap gejala-gejala ditimbulkan tidak separah varian sebelumnya. (*)