EmitenNews.com — Bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan 100 basis poin sampai akhir tahun 2022. Langkah ini ditempuh karena tingkat inflasi AS sudah di atas 8%.


Chief Economist BRI/Direktur Utama BRI Research Institute, Anton Hendranata, mengatakan kenaikan suku bunga acuan AS sudah terjadi sebesar 75bps. Pertama 25bps pada bulan Maret 2022, kemudian naik lagi 50 bps pada Mei 2022. "Ini artinya sampai akhir tahun kemungkinan akan naik lagi sebesar 100bps, dengan fase yang lebih cepat," kata Anton dalam keterangan tertulis, Senin (23/5).


"Reaksi Bank Sentral AS saat ini, saya kira sangat wajar karena inflasi AS sudah berada di atas 8%. Inflasi Negeri Paman Sam tercatat 8,5%yoy pada Maret 2022, kemudian sedikit menurun ke 8,3%yoy pada April lalu," ujar Anton.


Anton menjelaskan dinamika dan pemulihan ekonomi dunia sangat cepat berubah dibandingkan akhir tahun lalu dan harus diakui jauh dari ekspektasi sebelumnya. Ketidakpastian di dalam perekonomian dunia masih sangat tinggi, walaupun pandemi Covid-19 sudah relatif terkendali dengan baik.


Dampak negatif pandemi Covid-19 sangat terasa mengganggu rantai pasok sehingga terjadi shortage supply yang luar biasa pada barang dan jasa, terutama energi dan pangan. Hal ini yang menyebabkan harga komoditas energi dan pangan melonjak tinggi, yang menyebabkan inflasi melonjak signifikan di hampir semua negara, tidak terkecuali di negara maju, seperti AS.


Inflasi yang terjadi sekarang ini terbukti tidak bersifat sementara, cenderung makin persistent karena meningkatnya tensi geopolitik yaitu perang Rusia-Ukrania," ucap Anton.


Rusia adalah termasuk produsen minyak, gas, dan pangan yang kontribusinya sangat besar di dunia. Kondisi semakin mendorong harga komoditas yang sebelumnya sudah sangat tinggi, menjadi sangat mahal lagi. Alhasil tren inflasi terus beranjak naik dan dikuatirkan perekonomian dunia mengalami stagflasi.


Oleh karena itu di berbagai negara saat ini fokus bagaimana memerangi inflasi yang sangat tinggi ini. Di berbagai negara sudah banyak menaikkan suku bunga acuannya. Contohnya Bank Sentral AS, ada perubahan pengetatan kebijakan moneter yang sangat dramatis.


"Suku bunga acuan AS yang awalnya diperkirakan hanya naik sekitar 75 bps pada tahun 2022, secara drastis berubah kenaikannya menjadi 175 bps," pungkas Anton.