EmitenNews.com - Batavia Prosperindo Internasional (BPII) mengeksekusi 1,33 miliar right issue Malacca Trust (MTWI). Dengan banderol harga pelaksanaan Rp100, Batavia merogoh dana Rp133,82 miliar.


Menyusul setoran modal itu, porsi kepemilikan saham Batavia terhindar dari dilusi. Sebaliknya, kepemilikan saham Batavia di Malacca Trust makin superior. Tidak tertandingi oleh pemegang saham entitas lain.


Kini, Batavia menggenggam saham Malacca Trust 2,56 miliar lembar alias setara dengan porsi 87,58 persen. Menanjak 7,42 persen dari posisi sebelum eksekusi right issue Malacca Trust dengan timbunan 1,22 miliar eksemplar atau 80,16 persen. 


Sekadar informasi, Malacca Trust menggeber right issue maksimal Rp139,86 miliar. Itu dengan melepas 1.398.667.523 helai alias 1,39 miliar lembar pada harga pelaksanaan Rp100 per helai. Pengeluaran saham baru itu setara 47,83 persen dari modal ditempatkan, dan disetor penuh setelah right issue bernominal Rp100.


Right issue itu, menyasar pemegang saham dengan nama tercatat pada 28 Desember 2022 pukul 16.15 WIB. Setiap pemegang 12 saham lawas berhak atas 11 HMETD. Di mana, setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp100 setiap saham.


Batavia Prosperindo Internasional sebagai pemegang saham utama, dan pengendali, pada 30 September 2022, memiliki 1.266.139.508 saham, mewakili 82,98 persen dari jumlah modal ditempatkan, dan disetor penuh dalam perseroan. Berdasar surat pernyataan komitmen pada 13 Desember 2022, BPI akan melaksanakan seluruh HMETD yaitu 1.160.627.882 saham atau mewakili 82,98 persen sesuai harga pelaksanaan. 


Dana hasil right issue untuk modal kerja dengan menambah portofolio investasi guna meningkatkan kapabilitas risiko beban sendiri (owned retention). Itu diharap meningkatkan daya tampung atas setiap risiko, dan selanjutnya memperbesar premi bersih diterima. Penambahan portofolio investasi akan meningkatkan rasio solvabilitas atau risk based capital (RBC), rasio kecukupan investasi (RKI) dalam mendukung pertumbuhan usaha perseroan. (*)