EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak di zona hijau hari ini, Senin (17/1). Para investor masih menunggu rilis data neraca dagang Indonesia diprediksi ekspor tetap menguat di tengah lonjakan harga komoditas andalan Indonesia.


Kondisi itu, membuat kepercayaan para investor begitu kuat terhadap kondisi perekonomian indonesia. ”IHSG akan bergerak pada rentang support 6.650, dan resisten 6.700,” tutur Alwin Rusli, Research Analis Reliance Sekuritas, Senin (17/1).


Penguatan pada penutupan pekan kemarin, IHSG membentuk long white body. Berhasil ditutup di atas MA 5 masih memiliki peluang penguatan. Itu didukung indikator stochastic masih golden cross. Sejumlah saham berpotensi naik antara lain WMPP, HOKI, PPRO, BSDE, JSMR, PGAS, SCMA, dan UNTR.


Menyudahi perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menguat 0,53 persen menjadi 6.693,40. Lonjakan IHSG disebabkan arus net buy investor asing menyusul kenaikan treasury yield Amerika Serikat (AS). Sektor pendorong IHSG yaitu technologi surplus 4,32 persen, consumer cyclicals naik 1,57 persen, dan energi bertambah 0,98 persen. Investor asing mencatat net buy pasar reguler Rp371,14 miliar dengan saham-saham paling banyak dibeli BBCA, ARTO, dan ADRO.


Sementara itu, bursa saham AS Wall Street, ditutup mix. Praktis hanya Dow Jones mengalami koreksi. Para investor kecewa karena rilis laporan keuangan emiten kuartal empat 2021 negatif. Data penjualan ritel AS turun 1,9 persen pada Desember 2021 membuat sentimen negatif pasar AS.


Bursa Asia pagi ini merespons dengan bervariasi. Indeks Nikkei 225 susuri zona hijau dengan naik 0,93, dan indeks Kospi minus 0,68 persen. Investor Asia khsusnya China tengah menunggu rilis gross domestic product (GDP) Desember 2021, dan Industrial production Desember 2021. (*)