Entitas CUAN Ngutang BNI Rp2,42 Triliun, Simak Ini Alokasinya

Pengurus Petrindo Jaya usai mengikuti seremoni pencatatan perdana saham perseroan di Main Hall bursa efek indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Entitas Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) telah memproduksi batu bara metalurgi. Produksi itu dilakukan anak usaha perseroan yaitu Daya Bumindo Karunia (DBK) pada area operasional Kalimantan Tengah (Kalteng). Aksi itu bagian dari diversifikasi portofolio untuk memperkokoh posisi sebagai satu perusahaan induk industri pengolahan batu bara.
Saat ini, DBK juga tengah melakukan integrasi fasilitas produksi melalui pembangunan fasilitas kantor, gudang penyimpanan bahan bakar, tempat tinggal karyawan, dan fasilitas prasarana jalan tambang sepanjang 149 KM. Jalan tambang itu, menghubungkan area operasional DBK dengan lokasi intermediate stockpile.
Integrasi dan pembangunan fasilitas milik DBK tersebut, dilakukan Petrosea (PTRO) anak usaha perseroan sebagai perusahaan multidisiplin kontrak pertambangan, dan EPC terintegrasi. Sebelumnya, pada Juni 2024, Petrosea telah meneken perjanjian jasa pengembangan infrastruktur tambang dengan DBK sebagai implementasi strategi jangka panjang mencakup pengembangan usaha, dan ekspansi bisnis.
Transaksi dilakukan sejalan dengan strategi jangka panjang grup Petrindo, yaitu untuk menciptakan sinergi, dan memperluas jaringan usaha. Selain jalan tambang, Petrosea juga memberikan jasa pengerjaan infrastruktur pendukung lainnya kepada DBK. Misalnya, pembangunan camp karyawan, kantor, gudang, fuel storage, jetty, jasa pertambangan mencakup aktivitas overburden removal, dan coal production.
Seluruh kegiatan operasional dan pembangunan fasilitas itu, didanai fasilitas kredit Bank Negara Indonesia (BBNI) senilai Rp2,42 triliun yang telah diperoleh pada 23 Desember 2024. “Integrasi fasilitas produksi area operasional DBK merupakan langkah strategis yang dilaksanakan perseroan,” tegas Michael, Direktur Utama Petrindo.
Pembangunan infrastruktur seperti jalan, area kantor, dan gudang penyimpanan bahan bakar akan memperlancar kegiatan produksi serta transportasi DBK di masa depan. ”Petrosea merupakan kontraktor utama pembangunan fasilitas tersebut. Itu menunjukkan sinergi positif yang akan berkontribusi terhadap bottom line perseroan,” tambah Michael. (*)
Related News

Saham Loncat 870% dari FCA! Mau Ganti Pengendali, Kena Suspensi

Perkuat Posisi, Pengendali Borong 7,46 Juta Saham ISSP

Surplus 21 Persen, CTRA Semester I-2025 Raih Laba Rp1,23 Triliun

Makin Agresif, EMTK Gulung Ratusan Juta Saham SCMA

Laba dan Penjualan Drop, Simak Kinerja JPFA Paruh Pertama 2025

Semester I-2025, Laba Emiten Tommy Soeharto GTSI Melejit 36 Persen