Fed Pangkas Bunga, IHSG Berpotensi Terangkat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berpeluang menguat, setelah The Fed memangkasan suku bunga. (Foto: Dok)
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berpeluang menguat, setelah The Fed memangkasan suku bunga. Pada penutupan perdagangan Rabu (29/10/2025) kemarin, IHSG naik 0,91 persen atau 73,59 poin ke level 8.166.
Kenaikan IHSG disertai dengan 'net buy' (beli bersih) saham oleh investor asing sebesar Rp1,23 triliun. Saham yang paling banyak dibeli asing adalah BBCA, BMRI, MDKA, BRMS, dan UNVR.
"Hari ini IHSG berpotensi mencoba tembus di atas 8.180. Tapi jika gagal, IHSG bisa kembali terkoreksi," kata Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman seperti dikutip KBRN, Kamis (30/10/2025).
Menurut Fanny, kemungkinan IHSG koreksi terbuka karena masih banyak ketidakpastian untuk pemangkasan suku bunga The Fed selanjutnya. Meskipun The Fed bulan ini memangkas suku bunga 25 basis poin sesuai ekspektasi.
Federal Open Market Committee (FOMC) setelah rapat dua hari kemarin memutuskan untuk menurunkan suku bunga menjadi 3,75-4 persen. Penurunan di bulan Oktober ini merupakan penurunan suku bunga kedua kalinya di tahun ini.
"Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa peluang pemangkasan suku bunga lanjutan pada bulan Desember belum dapat dipastikan," ucap Fanny. Setelah pernyataan Powell itu, peluang pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember turun menjadi 71 persen, dari sebelumnya 90 persen.
Powell belum bisa memastikan pemangkasan suku bunga lebih lanjut, karena masih minimnya data akibat penutupan pemerintahan. Shutdown menambah ketidakpastian ekonomi, sementara inflasi masih di atas target 2 persen.
Dengan demikian, Fanny memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang 8.000-8.130 untuk level support. Sedangkan level resistansi di rentang 8.180-8.200.(*)
Related News
Harga Emas Diprediksi Bakal Tembus Segini di Akhir Tahun, Minat?
Roadmap Hilirisasi Silika Terbit, Ada Cadangan 7,8 Miliar Ton
Aset Bank Syariah Cetak Rekor Tertinggi, Capai Rp1.028,18 Triliun
Berharap Tarif Nol Persen Sawit, Menko Airlangga ke AS Pekan Depan
Era Bunga Rendah Kian Nyata
Pertumbuhan 2026 Didorong Lewat Kolaborasi APBN dan Mesin Ekonomi Baru





